LOVE & RELATIONSHIP
❤️💡My Simple Thought, 14 February 2020
LOVE & RELATIONSHIP
Beberapa hari terakhir ini saya sedang mempersiapkan materi bicara tentang LOVE & RELATIONSHIP. Beberapa pointernya ingin saya bagikan.
- LOVE focuses on GIVING, kasih tidak pernah lepas dari kegiatan memberi. Bahkan lagu Kasih Ibu berlirikkan “... hanya MEMBERI, tak harap kembali...”
- We can’t give without HAVING it, kita tidak bisa memberikan sesuatu yang kita tidak miliki. Betapa perlunya merasakan KASIH, dikasihi, mengasihi diri sendiri sehingga mudah membagikan kasih pada yang lain.
- LOVE starts with putting VALUE to others. Cikal bakalnya adalah karena kita melihat NILAI pada orang lain sehingga berlanjut dengan sebuah RELATIONSHIP (HUBUNGAN). Misalnya seorang perempuan melihat value pada laki-laki yang sedang menolong pedagang yang dagangannya jatuh berantakan tersenggol orang yang lari terburu-buru, value “penolong, baik hati” menjadi daya tarik bagi perempuan tersebut. Orang yang melayani kaum marjinal melakukan tindakan kasih oleh karena melihat sesama itu sama dan punya value sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
- VALUE is something to APPRECIATE. Hubungan akan menjadi lebih dekat saat ada apresiasi atas value yang diakui. “Aaagghhh.. kamu sabar bangeeettt nungguin aku hingga kelar sampai larut malam gini..” lalu “Makasih juga... sudah urusin mobil ke bengkel.”
- HABITUATION and FAMILIARITY create STAGNANCY and make LOVE colder. - Michael Hall. Setelah menemukan value dan mengapresiasi, tantangan yang muncul adalah KETERBIASAAN yang meredupkan kegairahan dan akhirnya cinta menjadi hambar dan digantikan oleh rutinitas, tugas, kewajiban. Di kelas saya sering mendengar peserta yang menyebut “Saya harus/wajib berbakti pada orang tua.” Terus terang saya agak risih mendengar bahwa berbakti itu kewajiban yang semoga saja bukan karena keterpaksaan atau hanya memenuhi standar tanpa dilandasi value dan appreciation.
- EXPECTATION for PERFECTION is DRAINING. Kita perlu belajar lagi dari lirik “... bagai sang surya menyinari dunia”, analogi yang perfecto untuk mengatakan “tak usah berharap apalagi harapan atas kesempurnaan karena kecewalah yang akan kaudapat.” Dan kata Sidney Mohede, “Berbaiklah kepada semua orang bukan karena siapa mereka atau apa yang bisa mereka lakukan untukmu, tapi karena SIAPA DIRIMU.” Dan saya merespon, “Siapa diriku? Orang yang dicurahi Kasih Tak Terbatas, Kasih Tak Bersyarat dari Tuhan Pencipta yang menciptaku sesuai dengan gambar dan wajahNya.”
Dan dengan jujur saya katakan... yang saya tulis adalah juga my individual development plan, yukkk.. tetap belajar MENCINTAI, MENGASIHI.
Penulis,
Giokni
WTC | Writer-Trainer-Coach
WA 0811881610
giokniwati@yahoo.com
https://giokni.blogspot.com
Comments
Post a Comment