“BOOK: READING, LEARNING, WRITING, TEACHING”

“BOOK: READING, LEARNING, WRITING, TEACHING”

Oleh Giokni

WTC Writer | Trainer | Coach


Entahlah apa ini namanya rentetan peristiwa terangkai. Sabtu malam saya hadir di sesi belajar tentang “Learning: A State of Mystery & Wonder” oleh Michael Hall bersama komunitas Neuro Semantics global. 

Lalu sepanjang hari Sabtu saya mendedikasikan diri untuk membereskan perpustakaan di ruang kerja di rumah. Rupanya durasi yang direncanakan ngaret karena banyak titik henti untuk membolak-balik halaman dari buku yang menggoda. Beberapa buku sudah merangsek ke daftar baca segera. 

Tanpa sengaja saat malam hendak selonjoran kaki, membuka Netflix dan mata tertuju pada “The Guernsey Literary and Potato Peel Pie Society” dengan tokoh utama seorang penulis. 

Sebelum menutup laptop, email dari Gramedia mengingatkan tentang “tanggal 17 Mei adalah Hari Buku Nasional.” 

Masih ada lagi kebetulan-kebetulan lain? Saya juga membereskan beberapa reusable bag cantik dari bookstore local maupun luar negeri. Hmmm, dan dilengkapi dengan pagi ini sebuah teks WA dari seorang sahabat, “Kursus menulisnya mana, Mbak? … Masih minat belajar nulis. … Aku cocok dengan gaya nulismu.”


Sebenarnya saya sudah ingin melupakan wacana membuat kelas menulis. Namun rentetan kebetulan-kebetulan dalam 2 hari ini seperti membangunkan kembali pertanyaan untuk diriku. Apa pentingnya aku menulis? Apa pentingnya aku berbagi pengaruh untuk menulis kepada orang lain? Ya.. mari kujawab satu  per satu, untuk mengokohkan intensi, menyelaraskan dengan atensi dan mengumpulkan energi dan sumber daya lainnya.


Perempuan yang mengirim pesan pagi ini adalah orang yang suka berbagi. Saat awal pandemi beliau menyediakan dirinya memfasilitasi orang lain melalui proses coaching probono. Kemudian di kantornya diadakan lomba menulis tentang  “memorable moments during WFH”. Atas permintaannya saya memberikan feedback sederhana dari tulisannya.  Voila… dia juara. 


Seorang pejuang dan intelek yang pernah dimiliki Indonesia - Tan Malaka - sempat berpesan, “Selama toko buku ada, selama itu pustaka bisa dibentuk kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi.” 

Nasihat lugas, sederhana, tapi cukup nampol yaaa, cek dan ricek angka anggaran belanja kita, yuk.

 

Saya sepakat bahwa BUKU, MEMBACA, BELAJAR, MENULIS, dan MENGAJAR juga sebuah titik-titik yang jika disambungkan menciptakan keajaiban, seperti menguak sebuah misteri. Dan saya tinggal butuh sedikit penguatan untuk  berpartisipasi mencipta keajaiban-keajaiban yang dilakukan oleh teman-temanku.


Saya mencari kalender untuk mulai merencanakan membuat kelas sharing sederhana tentang menulis. Mau ngeramaiin sekalian?



My Simple Thought, 

17 Mei 2021

giokni@elevasi.id

linktr.ee/elevasi.id 

Comments

Popular posts from this blog

WANT TO KNOW

URIP IKU URUP (HIDUP ITU MENYALA, BAWA HANGAT & CAHAYA)

ANCORA IMPARO - I AM STILL LEARNING