Posts

Showing posts from 2020

GANTI KALENDER

Image
  GANTI KALENDER Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach “Ganti kalendernya,” terngiang kembali kalimat yang diucapkan oleh Mamaku kepada Papa. Mereka sudah menyiapkan kalender harian—yang disobek setiap hari—jelang tahun baru. Saat itu saya masih tinggal bersama mereka.  Sekarang, 1 Januari di tahun yang baru, 2021! Banyak orang beberapa hari kemarin mengungkapkan, “Semoga tahun 2020 segera berlalu, ya…” Tahun 2020 ada tamu tak diundang, datang, mengubah semua tatanan yang sudah nyaman.  Hmm.. pertanyaannya, tamunya pasti sudah pergi di tahun 2021?  Hmm… entahlah. Jadi, ada apa di balik peristiwa GANTI KALENDER? Hari ini di kala kalendernya masih utuh-tebal dibandingkan dengan hari kemarin saat kalendernya tinggal selembar?  Pertanyaan pagi inilah yang memantik saya untuk merenung membaca tentang konsep waktu, sistem penanggalan, dan bernostalgia dengan tindakan Mama Papa di hari pertama tahun baru.  Penanggalan membantu kita secara kolektif untuk punya tanda yang sama atas pertanyaa

SEPEDA DAN SELADA AIR

Image
  SEPEDA dan SELADA AIR Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Seminggu satu atau dua kali saya jogging. Di tengah selasar jogging track yang bentuknya lingkaran, tak jarang saya melewati perempuan atau laki-laki petugas kebersihan dan kerapian taman. Ada yang menyerok genangan air sisa hujan semalam dan memasukkannya ke dalam lubang got. Ada yang dengan kedua tangannya memegang gunting besar memangkas daun-daun tanaman yang sudah mulai keluar dari pola bentuknya. Selain berjalan terengah-engah dengan masker menutup hidung-mulut-dagu, saya seringkali memperhatikan mereka atau bahkan serangga yang lewat di depan sepatu. Hasil tangkapan visual tak jarang berkata-kata di dalam pikiran. Itu yang membuat perjalanan hampir 5 km menjadi tak terasa lama. Selain makhluk hidup bergerak yang ikut meramaikan waktu jalan solo saya, terlihat juga beberapa sepeda mini milik mereka terparkir.  Kejadian kemarin pagi, setelah saya keluar dari jogging track, untuk kembali ke mobil, saya melewati trotoa

PEREMPUAN: UNIK, BERHARGA, BERDAYA

Image
PEREMPUAN: UNIK, BERHARGA, BERDAYA Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Tulisan ini berangkat dari respek saya pada seorang perempuan keturunan Yunani yang lahir di Australia—Christine Caine (CC)! Dia banyak menulis buku, berbicara untuk menguatkan banyak orang dan terutama pelayanannya dalam ‘human trafficking’, taglinenya “Slavery Ends Here”, misinya adalah memberdayakan perempuan di manapun.  Dalam salah satu bukunya—UNASHAMED—diceritakan bagaimana mereka menolong korban perdagangan manusia—yang kebanyakan perempuan di bawah umur—untuk dijadikan “budak”/komoditi seks.  Berdasarkan pengalamannya, inilah faktanya. Situasi yang dihadapi adalah tentang PERBUDAKAN (SLAVERY), korbannya disebut sebagai BUDAK (SLAVE). Hal. 112; ada perbedaan besar antara 2 hal ini: 1. Taking the slave out of slavery is a RESCUE MISSION. Merebut budak dari perbudakan adalah misi penyelamatan.  2. Taking the slavery out of the slave is a PREPARATION PROCESS. Memulihkan (mental, pola pikir, sikap) perbudak

MULAN MENGAJAR

MULAN MENGAJAR Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Kisah legenda Tiongkok yang dikenal dengan “The Ballad of Mulan’ difilmkan (lagi)! Berbiaya 200 juta US Dollar menghasilkan tayangan apik berbuah decak kagum. Sejatinya tayang di layar lebar Maret 2020, namun Covid 19 menjadikan tahun 2020 penuh dengan film-film tunda tayang.  Empat Desember kami sekeluarga mengagendakan untuk melampiaskan rasa kebelet nonton Mulan. Disney+ Hotstar mewujudkan keinginan banyak pecinta film bagus—Mulan salah satunya. Sebuah frame dari tulisan ini adalah tulisan ini bersifat persepsi personal dan bisa saja subyektif bagi orang lain. Izinkan saya berbagi pemaknaan yang mampir di area perenungan saya. Ini bukan resensi dari sudut pandang kritikus film. Diawali dengan kelincahan bocah perempuan yang mengejar seekor ayam hingga ke genteng. Heboh? Tentu saja! Orang sekompleks memandang disertai gelengan kepala, dengan mata samping sinis, dengan mulut menganga. Mungkin makna yang menyertai tanda-tanda fisi

MELIUKLAH, ITU TANDA TEGARMU

Image
  MELIUKLAH, ITU TANDA TEGARMU Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Pukul sebelas aku menikmati kopi dan brunch bersama puteri semata wayangku di daerah Pajajaran. Sepanjang jalan kami menikmati awan yang luar biasa indah. Putih berkilau dan biru jernih dengan aneka bentuk kami intip dari balik kaca mobil yang kupacu di tol lingkar Bogor. Sebuah penghiburan visual dari pembuat maha karya ini.  Dalam itinerary sederhana kami tersebutlah kegiatan penting, yaitu memborong pete—the amazing green buttons—di kawasan BCA Learning Institute Sentul. Langsung ke penjual langgananku, dengan SOP (Standard Operating Procedure) yang sama yaitu memberikan masker untuk si Akang yang kemudian disertai celetukan dari bapak penjual di kanan kirinya, “Pakai masker dulu…” Ya, mereka masih bandel untuk tidak pakai masker. Puas hati dengan belanjaan yang tidak hanya pete tapi juga tomat, alpukat, talas, mangga, dan pisang tiga rupa—namanya kalap! 😬😬😬Sanitizer kusemprotkan ke semua belanjaan dan segera

DIA PAHAM MEDAN HIDUP KITA

Image
  DIA PAHAM MEDAN HIDUP KITA Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Dari tempat duduk di dapur mungilku, mataku terpapar silau yang menembus kaca bermotif batik kawung. Aku sedang ngaso sambil menyeruput cappucino yang kuperoleh setelah hampir 5 km aku berjalan pagi ini. Pikiran dan perasaan sedang kubawa pada sebuah state syukur. Aku sedang mengumpulkan memori dari pengalaman dan kesempatan yang bermuara pada kesimpulan “betapa baiknya Tuhan”. Tahun 2020 seakan menjadi milestone—pijakan penting—setelah 10 tahun bergerak melalui tulisan (sejak Blackberry Messenger), training, dan coaching. Ini adalah tempat yang kucita-citakan agar kami dapat mengundang orang untuk datang belajar. Nama baru kami sandangkan; “elevasi” ungkapan dari filosofi di belakangnya yaitu ingin membantu sesama membuat garis menanjak baik dari performance (kinerja) dan meaning (makna). Fakta dari situasi berkata lain, lantai dua tidak berisi orang-orang yang datang dan duduk belajar namun menjadi studio tempat ka

MEKARLAH DIMANA PUN - BLOOM EVERYWHERE

Image
  MEKARLAH DIMANA PUN - BLOOM EVERYWHERE Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Aku memundurkan langkahku. Mataku tertuju pada senoktah warna kuning persis di pinggir jalan beton pijakanku berjalan pagi ini. Jongkok dan mulai mengamati profil rupamu. Kelopak indahmu tidak besar, hanya seukuran kuku kecil jari manisku—dan jari manisku hanya berukuran 70% dari orang dewasa normal. Namun semakin kuamati aku menemukan lekuk-lekuk yang menakjubkan. Sempat terpikir, “Aahhh, seandainya ukuranmu besar.” Syukurlah frasa “seandainya” itu kurevisi dengan pemikiran lain, “Kondisimu ini pun, kau tetap cantik dengan ukuran petite-mu.”  Justru ada kekaguman lain yang menyeruak, aku takjub dengan ketangguhanmu. Ruang untukmu bertumbuh tidak banyak karena sudah ada lapisan keras bukan media alami tumbuhmu yaitu beton jalan raya. Toh, kau tetap mekar! Aku mengambil “metime” selama dua malam di tempat sejuk ini. Aku memutuskan untuk berdialog dan berkontemplasi. Ngobrol dengan diri sendiri sambil menya

Bahagia yang Sederhana

Image
  BAHAGIA YANG SEDERHANA “Wah, Pak,  bagus ini kalau sering masuk koran tentang wisata Jogja kayak gini,” Bu Bejo menyodorkan sebuah surat kabar kepada suaminya yang sedang minum kopi tubruk. Tajuknya berbunyi “Berani Uji Nyali Terbang Layang di Langit Parangtritis, Jogja?”  Pak & Bu Bejo punya warung seafood di kawasan wisata Parangtritis. Pak Bejo merangkap Ketua RW yang sekarang ini mendapat tambahan kesibukan mengawasi warganya dalam penerapan protokol kesehatan.  Setelah koran itu berpindah tangan, Bu Bejo yang super aktif sudah berselancar di media sosial di gawainya. “Weee, lha ternyata Trump ki positif lho, Pak. Ini dia nge-tweet ,” Bu Bejo terus berceloteh. Pak Bejo hanya mendongak sebentar tapi lanjut ke korannya.  “Pak, Pak.. bikinlah akun Twitter biar komunikasi tentang Covid bisa kamu sampaikan di sini.”  Sambil nyeruput kopinya, enteng berucap, “Ndak usah, aku sudah punya burung cantik yang efektif bercicit cuit dan bisa bikin sarapan, twitter kalah.” Bu Bejo melirik

STASIUN TUGU

Image
  #yogyakartabercerita #yogyakartabercerita2020 #ybc2020 #ybc2002 @yogyakartabercerita @giokniwati Stasiun Tugu “V sixty, Arabica Temanggung, selamat menikmati Kak,” ucap ramah pemuda berjambang tipis itu. Senangnya hatiku dipanggil Kak padahal aku sudah seumur mamanya. “Makasih, Sam,” aku membaca pin yang menempel di T-shirt hitamnya. Wajah pemuda seusia anakku itu seperti menggelitik memori lama. Ahhh, ini pasti perasaanku yang mencoba mengait-aitkan. Faktanya aku sengaja terbang ke kota ini walau hanya punya waktu kurang dari 24 jam.  Aku mau menyimpan rasa nano-nano nostalgiaku ini lebih lama dalam bentuk tulisan. Kubuka MacBook Pro, jari mengetik dua kata “Stasiun Tugu”. Kedai kopi ini sengaja kupilih karena unik berdekorasi lokomotif. Letaknya sepelemparan batu saja dari Stasiun Tugu. Stasiun ini adalah tempat terakhir aku melihat wajahmu tersenyum tapi beku, tangan melambai tapi kaku.  Seminggu kemudian berita bahagia dari Kedutaan Australia sekaligus menjadi berita sedih bagi k

Gigi, Rumah Sakit, dan Bakso

Image
  #yogyakartabercerita #yogyakartabercerita2020 #ybc2020 #ybc2001 @yogyakartabercerita @giokniwati Gigi, Rumah Sakit, dan Bakso Dua bulan lalu aku terpaksa merelakan si bungsu yang berdomisili di pojokan rongga mulut. Yuhuuu.. sesuatu ya, ke dokter gigi di masa pandemi Covid-19, dokter dan suster lengkap ber-APD.  Ya iyalah! Mereka sangat riskan sekali, mengobok-obok si liang droplet.   Memoriku melayang ke tahun 1992, baru setahun aku kuliah di Jogja. Selain kampus aku perlu bolak-balik ke klinik gigi di R.S. Bethesda. Berjalan kaki 15 menit dari kosku di Kepuh-Jalan Solo.  Keputusan final sudah dibuat kedua belah pihak, cabut! Siang itu, untuk pertama kalinya aku cabut gigi.  Rasanya masih kupunya ternyata. Menangis sendirian di becak yang mengantarku, nangis jilid dua di kamar kos sehingga membuat Ibu kos cemas. Jogja, punya beberapa rumah sakit legendaris. Yo iki salah sijine , rumah sakit Bethesda. Berada di jalan Jendral Sudirman, semua kota yang nama jalannya pahlawan nasional i

YANG MASIH DIPUNYA

Image
  YANG MASIH DIPUNYA Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Dari jarak lima meter sudah tertangkap oleh mata, ada 3 orang dari arah berlawanan. Segera otak mencari strategi, memerintahkan kaki untuk bergeser ke kiri dan bersiap memberi jalan agar tidak bersenggolan saat berpapasan. Demikian saat kami hendak meminta permisi kepada kru fotografer yang sedang memotret sepasang pengantin. Otak bekerja dengan penuh kesadaran bagaimana cara melewati beberapa orang itu. Rasa waspada dan sedikit cemas menyelusup hanya untuk sekedar saling berbagi atau meminta jalan. Dulu tidak perlu berpikir sedemikian penuh kesadaran untuk hal-hal seperti ini. Dua kejadian pagi ini seperti menyuruhku untuk merenungkan, syukur yang tak sempat terpanjatkan saat kita bebas leluasa bahkan bisa saling mendekat, berjabat tangan, bahkan berpelukan. Saat ini sikap respek justru diungkapkan dengan “Aku menjaga cukup jarak denganmu.”  Sore hari kami memesan piza margarita yang sangat berlimpah dengan pasta tomat, dis

YANG KUBISA

Image
  YANG KUBISA   Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Kehadirannya perlahan menyusup. Lumrahnya respon atas peristiwa yang tidak mengenakkan, menyangkal! Awal tahun 2020 si Covid masih dianggap jauuuuuuh di Wuhan sana! “Dasar, orang jorok, makan kelelawar,” gunjingan orang. Hari ke-2 di bulan Maret, Presiden Jokowi mengumumkan kasus nomor 1 dan nomor 2 di Indonesia. Kita mulai kaget tapi masih berkelit dengan “Ahh, itu khan karena ketemu orang Jepang itu bla bla bla blaa…”  Hari demi hari dan secara berkala setiap hari diberitakan “Kasus nomor sekian, kasus nomor sekian.” Dan hari ini, sudah tidak ada pembahasan kasus dengan nomor urut. Bisa dower membacakan nomor demi nomor kasusnya jika ada 3000 kasus baru tiap harinya! Mungkin saat melihat angka di televisi atau berita elektronik, “Ahhh, itu angka, mboh (=tak tahu) siapa yang kena.” Sampai pada Pak RW yang mengunggah berita di WAG bahwa warga RT sekian ada yang kena. Sampai pada WA kita berbunyi, “Tolong doakan, Kak X kena Covid-