Posts

VIBRASI HATI NURANI

Image
  VIBRASI HATI NURANI Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Tiga hari yang lalu suami dari keponakan saya positif Covid-19, teman-teman di komunitas sudah tak terhitung lagi yang berkabar sedang terpapar virus ini juga.  Tergelitik untuk mencari berita berupa fakta-fakta selama pandemi, antara lain kutemukan sbb. 6 Des 2020, Nasional.Kompas. Korupsi Bansos Covid-19: Mensos Juliari Diduga Terima Rp 17 Miliar hingga Bukti Uang dalam Koper 2 Maret 2021, Pikiran Rakyat Setahun Pandemi, IDI Catat Lebih dari 718 Nakes Meninggal Akibat Covid-19. 30 April 2021, Regional.Kompas Terbongkar, Ini Peran 5 Pelaku Kasus Alat Rapid Test Bekas di Bandara Kualanamu 21 Juni 2021, Kompas Cerita Kronologi Ayah Meninggal Dunia, Leony Sebut Beberapa UGD Penuh. 21 Juni 2021, News.Detik RS di Pulau Jawa Hampir Penuh, Ini Data Rinciannya. Lima terbesarnya adalah 1. DKI Jakarta Terisi 14.740 dari 17.536 (84 persen) 2. Jawa Barat  Terisi 11.824 dari 14.540 (81 persen) 3. Banten Terisi 3.072 dari 3.879 (79 pers

Inside Out

Image
  “Inside Out” Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Pernah mendengar istilah “kamera jahanam”? Terdengar sarkasme? Sebenarnya makian ini malah berarti sebaliknya. Semakin jahanam, semakin dicari dan digemari, terutama oleh para pemburu kulit mulus tanpa kerut dan putih bercahaya. Hmm, kadang malah bablas jadi kayak bukan manusia tapi lebih mirip manekin—patung peraga kostum—di pasar Tanah Abang. Oops.. Jika kamera handphone kurang jahanam, tenang saja ada banyak aplikasi yang bisa diunduh dengan fitur ‘beautify’ dan salah satunya adalah memuluskan kulit wajah. Sehingga foto hasil jepretan dapat diedit secantik apa yang dimaui. Barulah tadaaa…. diposting di media sosial.  Tidak hanya di handphone, sekarang eranya meeting online. Platform yang bernama Zoom sangat tahu isi hati pengguna—terutama para wanita— sehingga ditambahlah fitur ’touch up appearance’ dengan bar yang dapat digeser sesuai tingkat kemulusan wajah yang diinginkan. Saya pernah memberi feedback kepada seorang sahabat

KOPI dan KESETIAAN

Image
  KOPI dan KESETIAAN Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Awalnya hanya mampir membeli kopi sebelum tiba di tempat training. Saat memarkir mobil, tebersit untuk mengambil foto si kopi yang dikemas sangat unik cantik.  Lokasi pemotretan di dashboard mobil. Olala.. kok indah yaa.. dan ide tulisan mampir di kepala atas dua obyek di dalam satu bingkai gambar ini.  KOPI. Saya penikmat kopi.  Buah “cherry” berisikan biji kopi adalah bentuk asalnya saat dipetik. Semakin tinggi ditanamnya semakin lama dan awet di pohon. Rasanya menjadi cenderung ke floral dan fruity. Harganya semakin mahal tentunya. Proses seleksi dan seterusnya hingga siap proses roasting (panggang). Bukan proses simpel dalam memanggang, saya pernah mengobservasinya saat ngafe di Seoul, ngobrol lama dengan pemiliknya—Mr. Kim, IG @Coffefaktory—butuh kecermatan! Satu langkah jelang proses menjadikannya cairan nikmat, adalah proses grinding (menggiling). Dari ketinggian, kepadatan, kematangan, akhirnya rela dihaluskan untuk

“Double E: Empowering & Ecology”

Image
  “Double E: Empowering & Ecology” Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Selain berkata dan bertindak, manusia punya dua kekuatan lain yang lebih sulit dilihat orang yaitu teritori yang tidak dibatasi oleh tubuh. Apakah itu? Pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan hampir selalu kita berikan pada keseharian interaksi kita dengan sesuatu atau seseorang. Trainingnya berlangsung sejak jam 9 pagi hingga jam 9 malam. Total jam istirahat di antaranya hanya 2,5 jam. Itulah fakta. Lalu…. inilah yang terjadi di teritori pikiran dan perasaan. Masing-masing kepala berbeda! Si A:  “Banyak ilmu yang bakal saya dapat”, “Saya excited”, “Saya siap menyerap sebanyak-banyaknya ilmu itu” Si B: “Saya eneg, nih lihat rundown sebanyak ini”, “Belajar itu yang penting kisi-kisinya saja”, “Sepertinya si trainer cuma manjang-manjangin waktu aja” Si C, D, E, dst. bisa memiliki pikir dan rasa yang berbeda dari si A dan B.  Wah, pikir dan rasa yang diberikan si A membuat dirinya punya semangat untuk menja

“Silence, Slowing Down”

Image
  “Silence, Slowing Down” Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Mentor saya kembali mengulang tentang sub-skill dari skill listening dalam coaching. “Kamu beroperasi di skor 3 jika salah satunya mampu menerapkan “silence, slowing down” ini.” Untuk dapat lulus dan menyandang gelar ACMC-Associate Certified Meta Coach skor minimal kelulusannya 2,5. Saat klien kita tampak terdiam 2-3 detik, izinkan adanya momen silence, ada yang berharga di dalam heningnya. Perlambat kecepatan, buat penjedaan, kata-kata menyampaikan pesan dibarengi kekuatannya. Mungkin sepintas kita berpikir “silence” doaaaang? Bukankah mengadakan kondisi “silence, slowing down” itu cukup menantang? Seringkali semua ingin dijawab, ingin ditanggapi, rudal argumen sudah siap diluncurkan. Bahkan dalam peperangan, untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata butuh perundingan-perundingan alot. Mengapa? Ego sedang menjadi buto ijo (baca: Hulk). Frame yang sedang dipakai “Apa kata orang… saya dianggap gak mampu, saya cemen.” D

“BANGKIT!”

Image
  “BANGKIT!” Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach 20 Mei 2021 adalah peringatan hari Kebangkitan Nasional yang dilandasi dari peristiwa terbentukny organisasi Budi Utomo. Lahirnya Budi Utomo menandai terjadinya perubahan bentuk perjuangan dalam mengusir penjajah, yaitu mengedepankan kekuatan pemikiran dan berskala nasional. Bangkit! Artinya ada sesuatu yang bergerak, tidak stagnan. Aktivitas kebangkitan ini tentu didasari atas kesadaran bahwa perlu adanya pemikiran baru, perubahan.  Mengapa tidak ada kebangkitan?  Bisa jadi karena tidak adanya pemikiran pentingya suatu hal, alias kurang kuatnya niat atau intensi. Eitts, ada beberapa hal saya mengalaminya.  Pernahkah mengalami suatu pagi rasanya berat sekali menendang selimut?  Ogah bangkit karena sudah ciut oleh ketakutan yang diciptakan sendiri. Sehingga yang terjadi adalah “Terserah, deh, yang akan terjadi, terjadilah, gue ngga peduli.” Mengambil insight dari model perjuangan melalui organisasi Budi Utomo, maka butuh memiliki ora

“BOOK: READING, LEARNING, WRITING, TEACHING”

“BOOK: READING, LEARNING, WRITING, TEACHING” Oleh Giokni WTC Writer | Trainer | Coach Entahlah apa ini namanya rentetan peristiwa terangkai. Sabtu malam saya hadir di sesi belajar tentang “Learning: A State of Mystery & Wonder” oleh Michael Hall bersama komunitas Neuro Semantics global.  Lalu sepanjang hari Sabtu saya mendedikasikan diri untuk membereskan perpustakaan di ruang kerja di rumah. Rupanya durasi yang direncanakan ngaret karena banyak titik henti untuk membolak-balik halaman dari buku yang menggoda. Beberapa buku sudah merangsek ke daftar baca segera.  Tanpa sengaja saat malam hendak selonjoran kaki, membuka Netflix dan mata tertuju pada “The Guernsey Literary and Potato Peel Pie Society” dengan tokoh utama seorang penulis.  Sebelum menutup laptop, email dari Gramedia mengingatkan tentang “tanggal 17 Mei adalah Hari Buku Nasional.”  Masih ada lagi kebetulan-kebetulan lain? Saya juga membereskan beberapa reusable bag cantik dari bookstore local maupun luar negeri. Hmmm, d