JANGAN BERHENTI PADA "BISA MEMBACA"
Oleh Giokni
WTC Writer | Trainer | Coach
Selamat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2021.
Tulisan ini diambil dari buku saya “Cari Alasan Bolos @Monday” hal. 70
Salah satu film menarik yang saya tonton adalah The Book Thief. Film ini mengambil setting Jerman pada zaman Nazi. Saya cuplikkan sedikit kisahnya untuk diambil pembelajarannya. Adalah Liesel—gadis berusia sekitar 10 tahun—murid baru di sebuah sekolah, yang diejek (bully) oleh teman- temannya karena belum bisa membaca. Liesel sedih dan membulatkan tekad bahwa dia harus bisa membaca sambil diajar oleh ayah angkatnya.
Pada zaman itu buku-buku (Yahudi) yang dimiliki warga harus diserahkan untuk dibakar. Dari kejauhan, Liesel mengamati acara pembakaran buku. Saat sudah sepi, ia mengendap-endap mengambil sebuah buku dari tumpukan buku yang sudah mulai terbakar. Dia ingin membacanya!
Suatu saat, Liesel mengantar cucian ke rumah seorang mayor. Oleh istri Sang Mayor, Liesel diajak menikmati buku-buku di perpustakaan yang sangat lengkap. Sejak saat itu, Liesel diizinkan datang kapan saja untuk membaca buku oleh istri Sang Mayor. Suatu hari, Mayor memergoki Liesel yang sedang membaca buku bersama istrinya di perpustakaan. Sang Mayor lalu mengusir Liesel dan melarangnya kembali. Namun, Liesel terus “meminjam” buku tanpa izin dengan jalan melompati jendela.
Sebenarnya ada banyak moral cerita dalam film ini, tetapi butir pembelajaran (insight) yang ingin saya tekankan adalah semangat yang dimiliki Liesel. Ia tidak berhenti hanya pada sekadar bisa membaca. Ia terus melahap buku demi buku. Dia bahkan mulai menulis, sementara dia berangkat dari anak yang “terlambat” bisa membaca.
Apa analogi pembelajaran yang saya peroleh?
Sering kali kita sudah berpuas diri hanya dengan sekadar “mampu membaca”, suatu kemampuan yang sudah kita kuasai sejak dulu.
Apa contoh analoginya? Kita sudah merasa cukup dengan bekerja di perusahaan yang mapan, sudah cukup memiliki suami/istri orang kaya raya sehingga tinggal membelanjakan uang, sudah cukup lulus ujian supervisory level, sudah cukup diangkat sebagai karyawan tetap. Semuanya sudah cukup dan kita parkir berhenti di sana.
Bukankah masih ada tak terhingga buku di dunia yang bisa kita baca agar kita tahu lebih banyak, berwawasan lebih luas, bisa membantu lebih banyak orang atau alam, dan bermanfaat lebih besar. Jadi, lakukan LEBIH!
Mulailah menegur diri sendiri jika sudah mulai “parkir” dan berhenti. Coba cek:
• Level apa yang masih bisa dicapai?
• Area mana yang masih bisa diperluas?
• Pelayanan apa yang bisa membantu lebih banyak orang?
My Simple Thought,
2 Mei 2021
WA 0811881610
Comments
Post a Comment