SAYA BAYAR!! 🤑😡
❤️💡My Simple Thought, 30 September 2018
SAYA BAYAR!! 🤑😡
Saya mendengar frasa itu 2x di tempat yg sama pada waktu dan situasi yang berbeda.
Beberapa bulan yang lalu, di pusat kebugaran saat saya selesai mandi terdengar suara berintonasi tinggi bersahut-sahutan di meja rias area ganti perempuan. Dua perempuan sedang beradu mulut cukup sengit. Setelah sejenak mencoba memahami situasi ternyata begini kisahnya. A memakai meja rias dan juga menjaga (nge-tag-in) meja rias sebelahnya untuk kawannya yang sedang mandi (atau bahkan masih di kelas?). B datang hendak pakai meja itu dan dilarang oleh A. B katakan “Tapi khan belum ada orangnya, mana boleh tag-tag an?” A menyahut “Dari dulu juga begini, kamu baru yaaa?” B membalas “Bukan soal baru atau lama, tapi saya berhak pakai meja ini.” Dan keluarlah frasa ini, “Lho... SAYA juga BAYAR di gym ini,” tangkas A.
Dan staf melerai pertikaian itu.
Minggu lalu... kali ini situasinya rileks, kondisi ruang ganti lumayan ramai. A dan B adalah teman segenk sepertinya. A yang selesai mandi mengomentari B yang sedang asyik duduk main smartphonenya, “Eh, elo dari tadi masih aja nongkrong di situ main HP.” Jawabnya singkat sambil tertawa, “Biarin aja, GUE BAYAR!!”
Saya jadi terpicu untuk menulis.
Saya merasa ibu-ibu itu menganggap bahwa “SAYA BAYAR” artinya saya BERHAK ATAS APAPUN JUGA, TIDAK PEDULI KEBUTUHAN ORANG LAIN, TAK PERLU BEREMPATI, bila perlu AMBIL SEMUANYA UNTUK SAYA.
Sesungguhnya saat kita PEDULI KEBUTUHAN ORANG LAIN, BERTEPA-SELIRA, itu artinya kita sedang BERADAB dan sesungguhnya itu adalah konvensi tidak tertulis dalam sebuah interaksi sosial (pergaulan), itulah definisi ETIKET.
Jadi, menurut saya pada saat berada di situasi sosial dan kita abaikan bahkan semena-mena kepada orang lain, kita sedang TIDAK BERADAB (istilah lugasnya BARBAR 👹👹👹)
Analisis saya atas fakta di atas adalah ternyata tidak ada jaminan (korelasi positif atau lurus) antara KEMAMPUAN BAYAR (finansial) dengan ETIKET, walaupun sesungguhnya mereka sanggup membeli pelatihan tentang etiket.
Makanya sering pula kita melihat orang dengan barang branded komplit melekat di tubuhnya tapi tidak bisa mengantri atau pemilik mobil mewah, tapi buang sampah di jalan raya. Mungkin pikirnya “SAYA SUDAH BAYAR (top spender, top tax payer).
Saya kok, lebih respek orang sederhana tapi dengan etiket, SIMPLE WITH MANNER.
Penulis,
Giokni
SWOT | Speaker Writer Observer Trainer
0811881610
https://giokni.blogspot.com
Comments
Post a Comment