PEAKS & VALLEYS


❤️💡My Simple Thought, 31 December 2019

PEAKS & VALLEYS (Puncak & Lembah)
inspired by Spencer Johnson’s book

Menjelang akhir tahun 2019 ini seakan-akan saya diingatkan terus tentang perjalanan hidup. Tahun ini kami melaunching sebuah modul baru yang sarat muatan kontemplasi dalam memaknai hidup, kemudian bulan lalu di sebuah sesi EXPLORING kelas SERVE di gereja salah satu tugasnya adalah membuat skets “A 90 Year Human Life in Weeks” yang artinya saya perlu melakukan penelusuran ulang sejak minggu pertama saya dilahirkan hingga minggu ke 2.400, pada saat saya mewarnai milestone demi milestone perasaan saya pun bergejolak naik turun seiring dengan setiap momen yang saya hadapi. Dua hari ini, kembali saya berkutat dengan pekerjaan kompilasi, sedikit analisis dan tentu saja tidak bisa lepas dari efek kontemplatif. Apa sebab? 
Awal 2020 kami akan melakukan reborn brand institusi belajar kami, yaaayyyy…. dengan itu pulalah saya melakukan tracing alias penelusuran sejak awal kami memulai tertatih berjalan dan terus mendampingi teman-teman yang butuh ditemani dan diperlengkapi dalam mengungkap dan mengasah potensi sekaligus menemukan makna hidup. Satu dekade perjalanan karir saya, sekaligus peneguhan atas panggilan dan mempertajam “my holy discontent” - keresahan yang mulia dalam membangun orang melalui kelas training dan coaching. 

Dengan zoom in pada tahun 2019, saya jadi teringat pada buku Peaks & Valleys yang ditulis oleh Spencer Johnson M.D. karena memang 2019 juga punya peaks dan valleys seperti tahun-tahun sebelumnya. Memang inilah hidup… atas-bawah, naik-turun, seperti grafik di layar monitor yang sedang merekam detak jantung manusia hidup. Like a healthy heartbeat, your personal peaks and valleys are an essential part of normal, healthy life.

Salah satu pointer dari buku tersebut dikatakan bahwa  “Peaks and valleys are not just the good and bad times that happen to you. they are also how you feel inside and respond to outside events”, artinya puncak atau lembah, selain mengacu pada fakta namun juga mengacu pada makna yang kita berikan (internal) sehingga memicu respon kita secara eksternal; ini sejalan dengan ilmu NeuroSemantics yang saya pelajari.

Sesudah wisuda pada Desember 2018, 2019 Joanna—puteri saya— mulai bekerja di Melbourne, ada yang disyukuri bahwa ada perusahaan yang mau menerima non-PR (Permanent Residence) di perusahaan yang semua stafnya PR dan juga citizen, di lain sisi  membutuhkan ketangguhan terutama yang terkait dengan culture & values. 
Peristiwa besar ke-dua, 26 Juni saya mengambil keputusan untuk histerektomi yang tentu saja diikuti dengan konsekuensi pasca operasi yang membuat saya perlu menahan diri dan menyesuaikan dengan aktivitas normal.  

If you do not learn in a valley, you can become bitter. If you truly learn something valuable you can become better. Saat berada di lembah, perlu untuk mengambil pelajaran atau mengapresiasi hal baik di balik hal “kurang baik” serta belajar untuk memberi makna yang memberdayakan. Setiap kali Joanna menelepon curhat selalu saya ingatkan “Ini untuk membuatmu lebih kuat, Nak. That’s good kamu sudah lakukan ini, coba lagi bla bla bla…” dan untuk pengangkatan rahim, saya aktifkan 3A: Acceptance-Appreciation-Awe.

Sore ini sambil mengompilasi logo-logo klien kami yang kebanyakan sangat loyal karena banyaknya repeat order, saya mengucap syukur dan terus mengingatkan diri untuk selalu memberi yang terbaik atas kepercayaan yang diberikan mereka, terlebih bersyukur menjadi sarana untuk membangun orang-orang.

Menjelang pergantian tahun, 2 pointer penting (caveat) dari Spencer Johnson: 
  • The most common reason you leave a peak too soon is arrogance, masquerading as confidence
  • The most common reason you stay in a valley too long is fear, masquerading as comfort
dengan kalimat lain, waspadalah dengan PEDE, CONFIDENCE yang mungkin saja hanyalah bentuk lunak dari KESOMBONGAN (ARROGANCE) karena itu bisa melengserkan kita dari puncak, dan juga waspadalah dengan KENYAMANAN, STATUS QUO, “GINI AJALAH”, COMFORT yang mungkin saja hanyalah topeng dari KETAKUTAN (FEAR) sehingga kita tidak segera menyudahi kondisi lembah.

HAPPY NEW YEAR!!!

Penulis,
Giokni
WTC | Writer-Trainer-Coach
0811881610

https://giokni.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

MAYA ANGELOU

JIKA HABIS MASANYA

VIBRASI HATI NURANI