200!
❤️💡My Simple Thought, 28 August 2020
200!
"Well done, Mum! 200 total repetitions within 11 minutes 18 seconds, 40 reps times 5 movements, excluding the 8 rep max deadlift of 33kgs beforehand!"🏋🏼♀️! “
Joanna—puteri tunggal sekaligus personal trainer (PT) saya—memberi komplimen setelah saya menyelesaikan gerakan terakhir yaitu triceps extension dengan 3 kilogram piringan beban.
200 dalam 11 menit 18 detik!
Saya merenungkan 2 angka itu, dua ratus.. hmmm seandainya dari awal Jo memberi instruksi “Lakukan 200 gerakan!” mungkin saya akan menawar, “Latihannya minggu depan, ya..”
Mengapa? Karena 200 angka 3 digit dan terbayang kebosanan atas intensitasnya.
Finally... I did it!
Sambil membuka kulkas dan meraih segelas jus belimbing-jeruk, saya memperoleh sebuah pencerahan atas apa yang dilakukan oleh Jo, yaitu...
1. Dia sudah membuatkan program komprehensif—saya sempat intip saat dia di kedai kopi sambil menunggu saya meeting, dibuatnya tabel berisi program latihan, ada yang untuk tujuan strength dan ada yang untuk metcon (metabolism condition) atau cardio.
2. Mengatakan beberapa kali dalam kesempatan yang berbeda dengan kalimat yang variatif namun satu benang merahnya adalah, “Mum, even though you get older, you can still get stronger.” Karena dia anak tunggal yang belum tentu akan mampu senantiasa bisa menemani saya, maka menjadi perhatiannya untuk membuat ibunya tetap bisa mandiri, tetap kuat mestipun di usia lanjut.
3. Saat saya hendak latihan, Jo hanya memberi secarik kertas atau semacam Session Plan yaitu aktivitas yang hanya akan dikerjakan pada sesi itu berisi informasi berapa kali dan apa gerakannya, contohnya 5 rounds: 8 front squats, 8strict press, dst.
4. Menemani dan mengingatkan jenis pemanasan yang memang hampir sama dan rutin dilakukan sebelum memulai latihan utamanya.
5. Membimbing saat sesi mengangkat beban, bertahap beban ditambah, mengoreksi gerakan, dan MEMBERI PUJIAN! “Hebat lho, gerakannya bener, bebannya sudah bisa 33kg!”
6. Dari Session Plan, Jo mengecek pemahaman saya atas istilah-istilah teknis, memastikan gerakannya benar plus hal KRITIKAL seperti “Hati-hati jangan...” atau “Ingat, ini pakai kekuatan back/punggung, makanya namanya back row,...” So... saya sangat jelas WHAT, HOW, WHY dan WHAT IF-nya. Saat saya mendemokan deadlift dengan kettlebell (bola beban) ternyata postur saya salah, segera dia merekam melalui handphonenya dan minta saya segera menghentikan. Lalu dia memperlihatkan rekaman salah postur, membahas dampak atas gerakan tersebut sekaligus menekankan koreksinya.
7. Memastikan timer sudah diaktifkan dan memberi semangat sambil terus mengamati gerakan-gerakan saya sambil sesekali memberi acungan jempol—karena dia ada di ruang sebelah di balik kaca sambil mengerjakan online course-nya.
8. Masuk ke ruang gym pada putaran terakhir, mendekat, dan pada gerakan terakhir dia teriakkan, “Come on, Mum... the last 8!!!!” sambil mulai mengecek angka pada timer.
9. “Kereeeeennnn! Mummy hebat!” Jo berucap tulus sambil menginformasikan gerakan pendinginan, sesekali dia informasikan tentang pentingnnya gerakan tersebut karena terkait dengan bagian tubuh yang banyak bekerja pada latihan utama.
10. Jo mencatat angka-angka pencapaian pada kertas dokumentasi, membacakan progres beban dan waktu selama beberapa minggu ini, meyimpannya rapi folder.
Sambil menikmati segarnya tegukan terakhir jus segar, masih terdengar nasihat tulusnya, “Setelah ini segera cuci muka, Mum, nanti jerawatan.”
“Oke, thanks sudah ingetin,” sahut saya.
Pagi ini tidak hanya badan segar oleh latihan dan minuman, namun juga oleh pelajaran berharga dari hal sederhana. Ada ilmu manajemen yang didemonstrasikan, ada peran pemimpin dan mentor yang sedang diperagakan. Oleh karena itu saya tidak mau melewatkan begitu saja pengalaman ini, saya pun mulai menulis dan mengambil butir-butir pencerahan ini.
Mungkin Anda telah menemukannya juga saat membaca kronologi cerita tadi, yuk, klop-klopan!
• Ada BIG WHY yang berkali-kali disampaikan, sebuah TUJUAN yang MENARIK dan BENEFIT yang BERARTI.
• Ada PROGRAM KOMPREHENSIF dan dipotong dalam AKTIVITAS KECIL melalui SESSION PLAN sehingga orang merasa mampu.
• Ada PANDUAN terutama pada area KRITIKAL
• Ada PEMBAHASAN atas KEKELIRUAN dan ditunjukkan KOREKSInya
• Ada PENDAMPINGAN, banyak MOTIVASI, dan PUJIAN baik VERBAL maupun NONVERBAL
• Ada INFORMASI PERKEMBANGAN
• Ada DOKUMENTASI sebagai catatan pemantauan.
Semoga cerita dan butir pencerahan ini bermanfaat untuk melengkapi praktik yang kita lakukan dalam mengajak orang lain atau tim mencapai keberhasilannya.
Penulis,
Giokni
https://giokni.blogspot.com
Comments
Post a Comment