MAKNA MELAYANI
❤️💡My Simple Thought, 4 September 2020
MAKNA MELAYANI - Hari Pelanggan Nasional, 4 September 2020
Makna apa yang kita berikan atas tindakan pelayanan kita kepada pelanggan (baca: sesama)?
“When you choose the paradigm of service, it turns everything you do from a job into a gift.”
Jika engkau memilih cara pikir melayani, maka (cara pikir) itu akan mengubah segala sesuatu dari (sekedar) pekerjaan menjadi sebuah hadiah.
Sebuah kalimat yang sangat serius dan dalam jika diresapi maknanya; diucapkan dalam pidato wisuda Stanford University oleh Oprah Winfrey pada tahun 2008.
Kalimat ‘sakti’ ini pun saya pilih sebagai banner dan terpajang di kelas-kelas tentang Service Excellence.
Pada awal tahun 2000-an BCA baru saja memiliki standar layanan, baik tentang sikap, penampilan, maupun keterampilan yang wajib dimiliki oleh para pelayan pelanggan di garda depan, pada masa itu pulalah saya—yang masih menjadi bagian dari bank warna biru itu—bersama teman-teman lain disertifikasi oleh Australia Institute of Management sebagai assessor bagi para frontliners… baaanyaaaakk sekali pengetahuan dan keterampilan yang wajib di-centang—artinya lulus dan dinyatakan kompeten—sebagai seorang Teller maupun CSO (Customer Service Officer). Saya paham, bukan hal mudah bagi mereka mempelajari semua persyaratan dan standar-standar yang ditetapkan. Dalam rangka apa? Menjalankan komitmen melayani pelanggan lebih baik lagi.
Butuh proses, penuh perjuangan, bahkan ada juga semacam perundungan yang dilakukan oleh pelanggan sendiri karena adanya perubahan standar layanan, seperti, “Tumben nih, nyapa selamat pagi… salah minum obat yaaa?” Hingga akhirnya tahun demi tahun bahkan telah dua dekade berlalu… proses pembelajaran, proses penghayatan, proses perbaikan terus menerus… bulan Mei yang lalu Satpam BCA viral di jagat maya karena keramahan dan sikap melayaninya, #SatpamBCA menjadi trending topic Twitter dipicu oleh cuitan Banyu Sadewa “Cowok berseragam paling baik, ramah dan perhatian itu pokoknya cuman Satpam BCA!" sambil melampirkan foto tiga orang satpam Bank tersebut di statusnya.
Setiap perubahan paradigma tentunya butuh usaha namun sungguh sangat berbuah manis, sehingga yang awalnya berwujud SOP (Standar Operating Procedure) atau Check of List, dan mungkin saja beberapa masih menyikapi dengan “Ini pekerjaan, demi gue ngga diomelin, tuntutan perusahaan, …” akhirnya dapat embody (mendarah daging) dan menjadikan petugas sigap bernama satpam itu berperilaku ramah dan suka menolong, jauh dari kesan ‘sangar bin arogan’. Saya yakin teman-teman di bidang layanan mendampingi dengan tak jemu-jemu, mengajak untuk menemukan ‘hadiah’ setiap harinya. Setiap pelanggan yang dibukakan pintu adalah hadiah yang terus dikumpulkannya sehingga kebahagiaan yang diperolehnya.
Masih perkataan Oprah yang saya ingat kurang lebih mengatakan bahwa “Jika engkau mengoperasikan hidupmu atas dasar melayani, maka hidupmu akan menjadi lebih bernilai.” Ini bukan terbatas pada kerja sosial, nirlaba, dan dunia di luar bisnis, tapi ini tentang sikap.
Terima kasih atas inisiatif Pak Handi Irawan—pencetus Hari Pelanggan Nasional—yang mengingatkan kembali tentang pentingnya makna saat kita mengoperasikan tindakan melayani pelanggan kita. Apakah KEHARUSAN sebuah PEKERJAAN ataukah SIKAP MELAYANI dan BERMANFAAT bagi ORANG LAIN yang merupakah HADIAH bagi DIRI SENDIRI, PROYEK MENAMBAHKAN NILAI DALAM HIDUP KITA SENDIRI?
Sesungguhnya… siapa pun kita, kita adalah PELAYAN bagi sesama kita, karena kita pun menerima banyak pelayanan dari orang di sekeliling kita. Siapa yang berani bilang “gue bisa hidup sendiri?”
Penulis,
Giokni
WTC | Writer-Trainer-Coach
WA 0811881610
giokni@elevasi.id
www.elevasi.id
Comments
Post a Comment