HAPPINESS beyond UNEXPECTED

❤️💡My Simple Thought, 5 Dec 2018

HAPPINESS beyond UNEXPECTED




Manusia HIDUP tidak punya masalah?
Manusia BERAGAMA & PERCAYA TUHAN dijamin tidak punya masalah?

Apakah masalah itu?
Saya memberikan training tentang CRITICAL THINKING, PROBLEM SOLVING—yang tentu saja membahas tentang “masalah”.

Masalah adalah suatu kondisi dimana harapan tidak terpenuhi, kesenjangan (gap) inilah yang diidentifikasi sebagai masalah.
Atau sederhananya adalah UNEXPECTED THING!

Atas masalah yang muncul, tentu saja perlu ACTION untuk mengatasinya, perlu dicari SOLUSInya. Nah, ini tentang logika dan knowledge.
Saya ambil contoh saat masalah kecopetan dompet yang saya alami di hari kedua di Santorini-Greece pada 20 Oktober yang lalu. It was an unexpected thing.
Ada action yang sangat perlu dikerjakan, untuk mengantisipasi risiko yang lebih besar (blokir semua kartu kredit), mencari solusi agar tujuan hakiki tetap tercapai (dokumen pengganti paspor), maupun untuk mengusahakan kompensasi atas kerugian (klaim asuransi).
Dibutuhkan pengetahuan dan wawasan, tentang potensi risiko dan juga peraturan. Saya akan sharingkan secara terpisah tips hilang dompet setelah semua informasi lengkap.

Selain logika dan action, hal lain yang perlu dikelola adalah HATI dan EMOSI.
Ada kesedihan, kecemasan, kekecewaan? Itu manusiawi dan lumrah. Yang perlu dikelola adalah PORSI dan DURASI.
Buku UNEXPECTED by Christine Caine sungguh menguatkan saya, antara lain
- “Apakah kepercayaan kita kepada janji Tuhan lebih besar daripada kekecewaan kita atas unexpected thing yang kita hadapi?”
- “Apakah engkau memiliki perspektif yang lebih besar dan kemahatahuan?”
- “Bukankah unexpected thing itu adalah assignment (penugasan) atas cara berpikir dan sikap kita?”

Latihan terhadap mindset saya saat mulai akan sedih adalah “saya ngga boleh kehilangan joy (sukacita dan kebahagiaan) dan peace (damai sejahtera). Menariknya… Tuhan pertemukan saya dengan 2 hal sederhana. Saat ke Mykonos saya melihat toko dengan tulisan jelas di atasnya “HAPPINESS”, serta merta saya diingatkan dan ingin berfoto dengan state itu. Kedua, saat di monasteri di Meteora-Kalambaka, saya mengamati seorang bocah laki-laki 8-10 tahunan yang dengan gembira menggoyang-goyangkan bendera kecil di tangannya. Sekejap hati saya penuh sukacita dan ada suara “Belajarlah seperti bocah kecil itu.” Segera saya ambil HP dan jekreeekkk.

Memang bisa jadi kedua hal tersebut terlewat begitu saja, seperti tanya teman saya “Kok Bu Giokni bisa mendapatkan hal-hal kecil yang menjadikan inspirasi/pesan?”
Akhirnya kami menyimpulkan bersama… mungkin itulah yang disebut mindfulness, hadir dan mengizinkan ada “suara” yang berbicara untuk disimak dipetik pelajarannya.
Yukkk…

Penulis,
Giokni
SWOT | Speaker Writer Observer Trainer
0811881610
https://giokni.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

MAYA ANGELOU

JIKA HABIS MASANYA

VIBRASI HATI NURANI