NERVOUS BUKAN KUTIL
❤️💡My Simple Thought, 19 May 2020
NERVOUS BUKAN KUTIL
“Saya ingin terlepas dari nervous!”
Nervousnya mau dilepasin? Seperti kalau lagi PSBB Covid-19 dan Anda perlu berbelanja ke supermarket lalu sesampainya di rumah segera dilepasin semua baju dan mandi keramas.
“Saya benci nervous!”
Ehh, kalau dibenci malah jadi nempel lho… kepikiran terus.
“Pokoknya selama saya masih nervous, saya tidak mau lakukan itu.”
Oh, gitu.. baiklah.. selamat tidak melakukan apa-apa.
Nervous menghinggapi kita di banyak situasi, penugasan, atau PRESENTASI.
Nama lainnya gugup, gejalanya macam-macam… ada yang mules (kalau bule sering menyebut dengan “I have butterflies in my stomach”), mulut kaku, tenggorokan kering, tangan berkeringat, mata berair, dan variasi lain yang berbeda bagi setiap orang.
Saya juga pernah mengalami hal itu.
Kunci pertama adalah MENYADARI & MENGENALINYA.
Nah, ada sebagian orang yang berpikiran “Saya nervous, berarti saya tidak bisa lakukan itu, entah karena saya bodoh atau saya tidak berbakat, jadi yaaa…orang lain saja, jangan saya deh!!!”
Bagaimana jika kita memilih, “Saya memang nervous, dan nervous itu akan menjadi motivasi bagi saya untuk mempersiapkan sebaik-baiknya, sehingga saya mampu melakukan terbaik yang bisa saya lakukan yang memberi manfaat bagi orang lain, dan tentu saja saya berbahagia karena saya mengambil peran saya.”
Nervous itu bukan untuk dibuang, seperti kutil yang tidak kita ingini ada di wajah kita dan tidak semudah membuangnya dengan “tembak laser”, tapi perlu diajak BERTEMAN, BERGAUL.
Penulis,
Giokni
WTC | Writer-Trainer-Coach
WA 0811881610
giokni@elevasi.id
www.elevasi.id
Comments
Post a Comment