3 AHA! PASKAH
“3 Aha! PASKAH”
Oleh Giokni
WTC Writer | Trainer | Coach
Garis tegak sepanjang 1 sentimeter berkedip-kedip di layar hitam iPadku. Biasanya aku suka mencatat saat mengikuti kotbah secara online. Ini sudah hampir setengah durasi kotbah tapi aku masih tak kunjung mencoretkan Apple pencilku ke layar.
Sejak menyanyikan lagu-lagu bersama tim pemuji di layar laptop, hati ini sudah digetarkan oleh lirik “… hidup jadi berarti s’bab Dia hidup…”. Peristiwa Yesus di taman Getsemani pada Kamis malam benar-benar terasa berat pergumulannya. Aku bisa membayangkan saat sesuatu yang sesungguhnya tidak disuka dan sudah dijadwalkan semakin mendekat jatuh temponya. Perut mulas, tangan berkeringat, eneg, ngga karuan rasanya. Dan yang sedang dihadapi Yesus adalah menanggung salah dan nista umat manusia tanpa terkecuali, termasuk bagi yang hendak mengkhianatinya. Pertarungan hebat antara gundah gulana manusia dan mulianya misi Allah. Hingga peluhNya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah—dr Lukas mencatatnya.
Berhadapan dengan tuduhan-tuduhan sedangkan yang dilakukanNya adalah sebuah kebaikan dan intensi positif, Dia menerima. Aku membayangkan jika aku di posisiNya, seperti apakah geramku?
Saat namaNya tidak dipilih sebagai tahanan yang tidak mendapatkan pembebasan dari Pontius Pilatus, Dia menerima. Aku membayangkan jika aku yang mendengarkan seruan itu, “Salibkan dia!”, seperti apakah lunglaiku?
Punggung telanjang didera cambukan, tangan dihujam paku, dan keliling kepala didesak oleh mahkota duri sempit. Wajahnya tidak menyerupai manusia lagi. Orang bilang nista salib itu karena Yesus kena kutuk, Dia memang sedang mengambil kutuk itu agar kita selamat. Ironi, bukan?
Paskah selalu menjadi peringatan yang memberdayakan. Ada 3 Aha!yang kuambil Paskah 2021 ini.
- Ada pengharapan besar di tengah kondisi yang tidak pasti (uncertainty), tidak nyaman (uncomfortable), di luar kendali (uncontrollable), ketidakjelasan (unclear). Pandemi Covid-19 memunculkan empat kondisi tersebut. Sama kondisinya yang dialami oleh pengikut Yesus pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu. Namun, kejadian Minggu Paskah membangkitkan iman dan harapanku.
- Ada kekuatan untuk terus berjuang demi intensi yang besar dan mulia. Saat aku hendak menyerah dan menganggap “Ini sudah keterlaluan!” atau “Gue sudah lakukan banyak hal, gue gak terima diperlakukan seperti ini…” Aku perlu ingat Yesus sudah memberi contoh tentang kekuatan dalam kesabaran dan persistensi. Gak ada apa-apanya yang kualami.
- Ada kasih dan cinta yang luas tanpa ada pembandingnya seluas apa. Seringkali kasih yang kupunya dibatasi oleh persyaratan dan motif tertentu. Yesus diam, tetap mengasihi. Paskah selalu menyentuh hatiku untuk meluaskan kasih dan terus memurnikannya.
Selamat Paskah saudaraku umat kristiani.
Hidupku dan hidupmu berarti, s’bab Dia hidup.
My Simple Thought,
Paskah, 4 April 2021
WA 0811881610
Comments
Post a Comment