DAUN
My Simple Thought, 4 June 2019
DAUN 🍁🍁🍁🍁🍁
Bocah perempuan kelas 3 SD itu sedang memegang buku Atlas yang sudah agak lusuh, halaman favoritnya ada pada bagian dalam cover, yaitu BENDERA negara! Dia mencermati warna, posisi, komposisi, simbol atau gambar.
Bendera Polandia adalah bendera Indonesia yang dibalik, bendera Perancis seperti bendera Belanda diputar 90 derajat, negara Cina yang menyukai warna merah kuning, dan yang menarik minatnya adalah bendera Canada! Ada 3 bagian posisi vertikal warna merah putih merah dengan daun merah cantik seperti bentuk telapak kaki angsa. Daun itu tak pernah ditemui di sekitar rumahnya dan pengandaian angsa ( Jawa: mentok) karena unggas itu yang sering berkeliaran di kebun belakang rumahnya. “Daun itu unik dan cantik, apa namanya yaaa? Pohonnya seperti apa? Hmmm tumbuhnya di Canada, nih pastinya...” duga dan tanya ada di kepalanya. Browsing dooooong... eiits, ini tahun 1982... kata “browsing” saja belum terdengar. “Suatu hari aku ingin ke sana dimana pun pohon itu tumbuh dan melihat bahkan menyentuh langsung daun cantik itu.” Untung keinginan itu tidak diperdengarkan kepada orang yang bisa menghardik “Ahhh, siapa kamu... bocah desa yang sekolah dasarnya di SD negeri—inpres pula!” Note: Inpres adalah akronim dari Instruksi Presiden; zaman Presiden Soeharto ada program pembangunan sekolah oleh pemerintah di daerah terpencil/terbelakang.
Tahun 1996 bocah perempuan itu sudah menjadi gadis yang punya hubungan dekat dengan seorang pemuda. Ada foto wisuda dari universitas di Australia yang ditunjukkan pemuda itu.... berlatar kekuningan yaitu daun unik cantik yang dilihatnya pada usia sembilan tahun. Dan sekarang dia tahu nama daun itu .... MAPLE!
Walau sudah tahu namanya tapi masih penasaran untuk mengalami langsung dengan seluruh indranya. “Aku belum pernah ke luar negeri, tapi AKAN!” tekadpun semakin kuat, “Karena aku sudah bekerja, aku bisa pergi ke luar negeri untuk business trip dari kantor atau aku bisa menabung untuk holiday.” Intensi akan mencari jalan dan mengumpulkan energi.
Business trip pertama, kedua, ketiga masih di Asia Tenggara saja hingga tahun 2006 diutus ke Greece alias Yunani, itulah pertemuan pertama dengan sang daun yang bertebaran di sepanjang jalan kota Athens. Perempuan ini bersyukur atas perjalanan hidupnya, masa lalu adalah masa lalu, kondisi yang melekat yang dibawa dan mungkin belum mampu diubahnya, terima sajalah. Tapi milikilah MIMPI, milikilah KEINGINAN TINGGI, TIDAK PERLU MEMAKSA, JALANI DENGAN BAIK DAN WAKTUNYA AKAN SAMPAI PADA TITIK TEMU DENGAN MIMPIMU—WALAU SEDERHANA.
Si daun ditemuinya lagi di Brussels juga di Paris, Las Vegas, LA, Jepang, Korea dan kota-kota di New Zealand, daun yang bisa hijau, kuning terang seperti ditemui di Arachova kota kecil pengrajin karpet di Yunani, merah, coklat kering dan jatuh berserakan.
Sore itu menyusuri jalan di depan kompleks suburb di Seddon Melbourne, pohon besar yang sedang merontokkan daun unik cantik ini seakan berbisik. “Hidup itu unik juga cantik, bersyukur punya hidup walau ada musim seakan keindahanmu dirontokkan tapi engkau masih punya harapan di musim yang akan tiba kemudian.”
Bukan untuk business trip ataupun holiday, tapi hanya untuk mengunjungi bocah perempuan yang dilahirkan 20 tahun lalu yang bersekolah di negeri yang ditumbuhi pohon berdaun unik cantik. Sore sepi di Seddon membangun tekad baru lagi, “Aku belum ke negara berbendera daun unik cantik ini, Canada... semoga waktu mempertemukan kita dan membawaku pada nostalgia buku Atlasku,” harapan lain dari wanita jelang paruh baya itu.
Keep dreaming, keep achieving!
Penulis,
Giokni
SWOT | Speaker Writer Observer Trainer
0811881610
https://giokni.blogspot.com
Comments
Post a Comment