SEKALI LAGI... UNTUK INDONESIA
❤️💡My Simple Thought, 2 September 2018
SEKALI LAGI… UNTUK INDONESIA
Tanggal 23 Agustus saya menulis dengan judul “UNTUK INDONESIA” dan sekali lagi dua kata ini menggema di hati saya hanya beberapa menit setelah Closing Ceremony Asian Games dimulai.
UNTUK INDONESIA… INDONESIA RAYA.
Children Choir Resonanz di panggung memimpin lagu INDONESIA RAYA sambil bendera merah putih dinaikkan. Di layar kaca sorotan kamera video menayangkan juga pejabat teras yang hadir seperti Sheikh Fahad (Presiden Olympic Council of Asia), Presiden International Olympic Committee Thomas Bach berada di tribune VIP. Mereka dengan khidmat mengikuti lagu kebangsaan INDONESIA RAYA. Selama durasi itu, saya yakin dan optimis (walau agak somat—sok tau amat, 🙂 ) ada RESPEK yang semakin besar pada bangsa ini, ada KEPERCAYAAN lebih pada potensi manusianya.
Saya pun yakin bahwa seorang Sheikh Fahad melakukan pengamatan detil dan dalam atas kualitas penyelenggaraan perhelatan olahraga yang menjadi cakupan tanggung jawabnya. Pidato yang disampaikan sungguh mampu mengafirmasi dan membuat sebagian rakyat Indonesia dibangunkan semangatnya sementara selama ini sebagian rakyat yang lain (di dalam bangsa yang sama) justru mencela demi alasan lain.
Memang semua pidato biasanya bernada positif, tapi kita mampu menakar dari telinga dan hati pujian demi pujian tulus, banyak selipan-selipan berbahasa Indonesia seperti “kami cinta kalian” sambil membuat animasi tangan membentuk hati di atas kepala.
"You did it! You made the energy of Asia come through ... Jakarta has the capability to host any such major international event," he added.
Indonesia has defied expectations to host a smooth Games, which with 17,000 athletes and officials is second in size only to the Olympics.
Read more at https://www.channelnewsasia.com/news/sport/olympic-dreams-as-asian-games-close-in-jakarta-10677332
Mungkin tulisan ini agak random, serandom perasaan saya saat mengikuti acara demi acaranya, tapi serandom-randomnya benang merahnya adalah BANGGA PADAMU NEGERI!
1. Saya tiba-tiba ingat sosok Wakil Gubernur Jakarta 4 tahun yang lalu yang menerima bendera Olympic Council of Asia di Incheon saat closing Asian Games 2014. Duet Jokowi-Ahok sudah mengestafetkan semangat dan optimisme dalam bentuk kerja nyata untuk mengebut persiapan demi persiapan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Pada saat menonton performance para artis, ternyata ada air mata yang menetes untuk “bapakku” yang bahkan untuk duduk di kursi penonton menikmati acara saja tidak bisa, padahal beliau ikut menanamkan optimisme potensi Indonesia, Jakarta, sebagai tuan rumah. Tapi, aku juga percaya bahwa sepenggal kontribusimu masih sangat diingat oleh sebagian besar orang dan Tuhan. Bapak adalah contoh pemimpin bermimpi besar dan berkomitmen mewujudkannya, walau banyak hadangan.
2. Saya bangga punya Pak Jokowi, bukan hal mudah memimpin bangsa ini, dan bukan situasi mudah kala ada perhelatan besar namun juga ada bencana. Di sinilah pemimpin diuji kebijaksanaan dan ketangguhannya. Pak Presiden menonton, menyemangati atlit yang bertanding sekaligus mengapresiasi prestasi, segeralah terlontar tuduhan “tak menghargai korban bencana”. Dan malam ini dalam kebersahajaannya, beliau secara cerdas dan tulus mengambil sikap “menemani dan menghibur teman-teman di Lombok dengan nobar acara di Jakarta” sambil Pak JK punya podium untuk mewakili beliau. Proud of you, Mr. President!
3. Menteri Olahraga Pak Imam Nahrawi, saya appreciate apa yang telah dikerjakan selama berada di kabinet. Olahraga Indonesia yang mendapat anggaran kurang dari 1% dari APBN (China 5%, Malaysia 4,9%, FIlipina 3,4%, Singapura & Vietnam 3%, sumber: Kompas) namun ada kemajuan yang signifikan. Semoga terus berlanjut, Pak!
4. Pak Erick Tohir—Ketua INASGOC—salut, Pak! Memang perlu pemimpin yang visioner dan pemberani. "Sebulan sebelum Asian Games, kita juga sudah negosiasi, bahwa panitia diberi kesempatan secara OTT (bisnis Over The Top) untuk menyiarkannya ke negara di luar Asia lain, seperti di Belanda. Ini adalah sebuah terobosan, dengan argumentasi bahwa penduduk Asia itu sekarang ada di seluruh dunia.” Sumber: Liputan6
5. Pak Wisnuthama, Anda memang asyikkk buat jadi Creative Director dan piawai untuk acara sekaliber 10.000 performer sekalipun. Selamat! "Insya Allah, panggung yang disiapkan (akan) menjadi panggung terbesar yang pernah ada di dunia, bahkan dibanding Olimpiade apa pun,” ucapnya. Sumber: Tempo.Co.
6. Seluruh atlit Indonesia… sepak terjang, jungkir balik, jatuh bangun, kram kaki… kalian sudah membawa sebuah pesan penting, yaitu UNTUK INDONESIA! Nama di punggung kaosmu Sukamuljo tapi matamu sipit, ada Ginting, ada Tamamilang, ada Malik, ada Pamungkas, ada pasangan Makasar-Jawa, ada berbagai agama dalam satu tim. Perbedaan itu menunjukkan Indonesia kaya! Perpecahan akan melemahkan tapi kesatuan akan menguatkan.
7. Volunteers, tidak ada nama di punggung tapi kalian justru menaruh INDONESIA di setiap tugas yang kaujalani, gak ada lo INASGOC juga pusing. Jika saya masih membawahi departemen rekrutmen, pastilah saya beri nilai lebih jika menemukan pengalaman sebagai Volunteer Asian Games di CV kalian.
Jadi, memang di antara tembang artis-artis yang membanggakan itu memang pikiran saya liar kemana-mana hingga tak sabar untuk ketak-ketik di laptop ini.
Masih ada tulisan lain tentang INDONESIAKU yang akan menyusul.
UNTUK INDONESIA
BANGGA INDONESIA
#AsianGames2018
Penulis,
Giokni
SWOT | Speaker Writer Observer Trainer
0811881610
https://giokni.blogspot.com
Comments
Post a Comment