YA-SAYA-MAU
❤️💡My Simple Thought, 25 September 2018
“YA-SAYA-MAU”
Sambil menghadap view kota Lampung dari balkon restoran di Bukit Randu Hotel, tenang dan sangat menyenangkan… yeayyyy…kesempatan menulis! Kali kedua saya mengunjungi kota ini dengan tujuan yang sama yaitu berbagi ilmu dan menyegarkan mindset kepada teman-teman. Kecintaan untuk berbagi membawa saya bertemu banyak orang dan melangkah ke berbagai tempat dan saya berbahagia.
Topik sharing saya kemarin tentang GREAT SERVICE-GREAT BUSINESS; bahwa jika kita mau punya bisnis yang bagus (great) tentu saja aspek SERVICE (jangan artikan service hanya sebagai frontliners yang tersenyum, …please deeeehhhhh….sempit benerrr). Pertanyaan menarik dilontarkan oleh salah seorang peserta dari bank, “Bu, untuk memberikan pelayanan yang tulus itu bagaimana caranya? perusahaan membuat SOP tapi seringkali pelaksanaannya jadi seperti robot dan tidak tulus.”
Yup, SOP adalah alat bantu sehingga langkah demi langkah menjadi jelas dan pelaksana dimudahkan dalam pekerjaannya, dan sesuungguhnya saat SDM siap maka perlu naik ke level dimana SOP bergeser menjadi pedoman (guidance) saja. Dengan kata lain SOP hanya jawaban atas HOW. Apa yang terpenting? ALASAN MENGAPA SAYA PERLU MELAKUKANNYA! Yaaa.. itulah jawaban atas WHY, oleh karena itu ada quote “If the WHY is CLEAR, the HOW is EASY.”
Saya jadi teringat kotbah yang diberikan minggu lalu tentang TEACHABLE ATTITUDE (sikap yang mau diajar), ada 3 KATA PENTING yaitu “YA”-“SAYA”-“MAU”
1. “YA”, artinya saya paham bahwa saya PERLU (bukan HARUS, bukan dengan TERPAKSA)-dengan mindset yang benar saya MEMILIH karena saya MEYAKINI alasan/landasannya. Bahwa melayani adalah suatu sikap yang baik, yang tidak hanya dibutuhkan di tempat kerja tapi dalam keseharian. 24/7! YA! yang dilakukan dengan kerelaan hati akan mendorong WILLINGNESS (kemauan, tekad) yang kuat.
2. “SAYA”, kemarin saya melihat beberapa peserta menunjuk manager mereka sambil berkata “Tuh… kamuuuu” saat saya mengatakan “Pemimpin berperan sangat penting.” Melihat situasi seperti itu saya segera memberi penjelasan tambahan. “Tidak akan ada perubahan jika kita masih berpikir ORANG LAIN yang seharusnya melakukan, BUKAN SAYA.” Jadi, betapa pentingnya dalam segala hal kita mengevaluasi DIRI SENDIRI, “Apa bagian yang SAYA perlu lakukan?”
3. “MAU”, adalah sebuah dorongan terkuat menuju PERUBAHAN. Seseorang yang sudah memiliki modal kemauan maka dia punya energi untuk mencari agar dia mampu. KEMAUAN menuju KEMAMPUAN. Mulai haus untuk mencari pengetahuan, best practices, mempelajari teknik yang efektif, mengupayakan inovasi, dan yang terpenting… punya kerendahan hati untuk mendengar FEEDBACK.
Langkah selanjutnya adalah ACTION! ACTION! ACTION!
Dalam sejam lagi saya hendak dijemput untuk menuju airport dan kembali ke Jakarta.
Terima kasih, Lampung, Happy Implementing Your Aha!-es you got yesterday.
Penulis,
Giokni
SWOT | Speaker Writer Observer Trainer
0811881610
https://giokni.blogspot.com
Comments
Post a Comment