A LESSON FROM GRAPE PLANT IN SANTORINI




❤️💡My Simple Thought, 21 October 2018

A LESSON FROM GRAPE PLANT IN SANTORINI


Minggu sore, di depan kamar Volcano View Hotel yang menghadap ke hamparan air dengan beberapa gundukan daratan, saya ingin lakukan kontemplasi atas apa yang telah dan sedang terjadi.

Ini hari ke-4 meninggalkan tanah air melalui perjalanan terbang 15 jam menaiki 3 burung besi. Santoriniiiiii… meskipun ini kali ke-3 mengunjungi Greece, namun baru kali ini saya menikmati pulau eksotik yang fenomenal, thanks to DreamTrips-high quality but value for money travel platform. Santorini, dulu orang menyebutnya “yang sering ada di gambar kalender” atau “calendarable”—hehehe— namun sekarang lebih tepat dijuluki “the most instagrammable”!!

Suhu di luar kamar 21 derajat Celcius dengan angin bertiup sesekali menghembus hawa sejuk namun separuh wajah disapa matahari sore yang lumayan hangat, jadi rasanya gado-gado ya… hmmm, jadi kangen sayur mayur rebus yang disiram saus kacang, dehhh.. sluuurppp… di sini yang ada siramannya olive oil atau saus balsamic.

Santorini penghasil anggur dan dipanen sekitar bulan Agustus sehingga kunjungan ke Megalochori tadi pagi oleh tour guide kami hanya diperlihatkan pohon anggur yang tanpa buah, tanpa kerindangan daun, namun saya baru ngehh bahwa batang yang mendekati akar sangatlah kuat perkasa dan melingkar-lingkar seperti ular berdiamater 2-10 cm, tidak seperti pohon anggur yang saya jumpai di Vineyard di New Zealand yang saat berkunjung sedang dalam masa pertumbuhan jelang panen dimana tumbuh tinggi dan lurus diatur oleh tali yang terbentang oleh kayu-kayu penopang.

Menariknya… meskipun tampak jelek dan mungkin orang meragukan “kehidupannya, produktivitasnya”, namun sesungguhnya dia sedang menyiapkan diri untuk berbuah PADA MASANYA. 
Fakta unik lainnya adalah, Santorini bertanah kering karena memang daerah vulkanik, air sebagai penyiram tanaman tidak tersedia, namun Tuhan Maha Sempurna, lapisan tanah bertekstur seperti spon sehingga mampu menyerap dan menyimpan air sebagai cadangan saat dibutuhkan. Dan… pohon anggur TIDAK PERNAH DISIRAMI AIR oleh manusia, mereka memperoleh kelembaban dari embun saja.

Dan… cerita pohon anggur pagi ini menggema di sore ini seakan berkata “Tuliskan aku dalam susunan huruf-hurufmu.”
Mataku melayang ke kapal-kapal kecil yang hanya sebesar ujung kuku setelah tadi tampak berseliweran masih sebesar tusuk gigi.
Baiklah… Inilah Aha!-Aha!nya
  • Ada masanya mungkin situasi kita tampak sedang down, ada banyak tantangan dan sepertinya tidak banyak yang kita hasilkan, namun pastikan bahwa masa itu justru masa untuk melakukan pemulihan diri, upgrade kualitas, atau istilah tukang potong pohon adalah asah gergaji.
  • Percayalah bahwa setiap situasi (yang tampaknya kurang menguntungkan) pasti diiringi dengan kemurahan Tuhan (grace)
  • Jika kita (seakan-akan) tidak memperoleh fasilitas/kemudahan seperti yang orang lain miliki (dan.. hati-hati.. seringkali ‘rumput tetangga terlihat lebih hijau”), cukupkanlah dengan apa yang kita miliki, tetaplah tumbuh dan menjadi berkat.

Hmmm… silau matahari menyipitkan mataku untuk menatap arah barat dan tetangga kamarku-tiga perempuan paruh baya-sedang menaruh es-es batu ke dalam gelas sebelum dituangi oleh vodka dari botol persegi besar. 

Tulisan kedua sedang siap kutulis… sambil berencana untuk berpindah posisi karena pipi sebelah kiri sudah lebih dari sekedar hangat.

Penulis,
Giokni
SWOT | Speaker Writer Observer Trainer
0811881610

https://giokni.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

MAYA ANGELOU

JIKA HABIS MASANYA

VIBRASI HATI NURANI