MULTIPLIER EFFECT - TOURISM INDUSTRY
❤️💡My Simple Thought, 31 October 2018
MULTIPLIER EFFECT
Seperti biasa, bandara adalah tempat favorit untuk menulis, ada banyak orang berlalu lalang dan jika mau mengobservasi dan merenung sedikit maka muncul banyak Aha!
Mengapa judul tulisan ini Multiplier Effect alias Dampak Berganda? Pasti kita sudah familiar dengan istilah Domino Effect demonstrasi kartu domino yang diberdirikan seperti membentuk sisi miring segitiga dan ketika kartu paling ujung diberikan dorongan maka kartu selanjutnya akan roboh dan merobohkan kartu selanjutnya, dan selanjutnya. Bahkan saat ini sudah dimodifikasi dalam berbagai obyek—tidak hanya kartu—dan tidak hanya merobohkan, tapi bisa membunyikan, melemparkan, menyalakan sesuatu… poin-nya adalah ada REAKSI atau DAMPAK yang ditimbulkan dari sebuah AKSI.
Hari ini adalah akhir dari 14 traveling kami yang sudah direncanakan sejak awal tahun. Empat belas hari traveling ke Yunani ini terdiri dari beberapa program yang dibeli karena saya member dari travel club yang sangat beneficial dan value for money—hemat untuk sebuah paket yang berkualitas. Empat hari terakhir adalah appreciation (reward) program dari company ini bagi representatifnyanya—syarat dan ketentuan berlaku. Hehehe… asyikkk
Mari kita kaitkan dengan topik Multiplier Effect. Pada saat seseorang mengeksekusi rencana liburan, maka apa DAMPAK yang ditimbulkan, sederhananya siapa saja yang ikut terlibat dalam sebuah aksi ini?
Sopir taxi untuk transportasi menuju ke bandara - layanan bandara (satpam, petugas x-ray, petugas trolley, informasi, check-in, tenant makanan, toko, airport lounge, belum lagi supplier yang membuat premises/perlengkapan, restoran dan seluruh aspek yang membuat restoran bisa melayani pelanggannya) - petugas ATC - maskapai penerbangan (berarti menyangkut perusahaan sebagai entitas bisnis dan penyerap tenaga kerja). Wow… ini baru berangkat, lho.
Sesampainya di destinasi tujuan terjadi hal yang sama, begitu check in di hotel, maka inilah DAMPAK BERANTAINYA.
Saya ambil contoh program apresiasi di Rhodes Island 4D/3N, dihadiri oleh 400 representatif dari berbagai negara seperti USA, Thailand, Jepang, Uganda, Israel, Indonesia, dll. Ada 200 kamar terisi hanya oleh rombongan kami dan non-stop buffet di restoran plus snack barnya dengan jenis makanan bisa mencapai 50-an jenismakanan. Layanan luar biasa ini memang hanya menimbulkan respon WOW bagi kami—penerima/penikmatnya—namun bagi resort yang kami tempati, bayangkan berapa banyak stakeholder yang terlibat dalam kegiatan ini? Ratusan!
Belum lagi agenda acara jalan-jalannya, mulai dari bus, sopir, tour guide, bus stop untuk ngaso dan ngopi sejenak. Lalu berlanjut di lokasi, entah museum atau lokasi belanja (ini, nih.. yang lebih dahsyat lagi, kuliner maupun souvenir/kerajinan… berapa banyak roda-roda yang ikut berputar karena keramaian di destinasi wisata.
Traveling & tourism industry semakin booming dan memunculkan multiplier yang dahsyat.
Dalam perenungan ini, dalam hati ada harapan besar dan optimisme bagi Indonesia yang sesungguhnya kaya budaya dan memiliki senyum yang jauuuuuuh lebih ramah dan hangat, semoga Indonesia tidak hanya Bali, tapi juga Toraja, Padang, Manado, Bandung, Pekalongan, dan ratusan lainnya. Saya membayangkan turis mancanegara yang antusias berburu batik di Kampung Batik di Pekalongan, memborong ulos di Medan, membeli wayang-wayang golek di Kampung Seninya Kang Emil di Bandung, dll.
Pak Jokowi, setelah infrastruktur beres, semoga pariwisata digarap dengan serius dan komprehensif.
Masih di bandara Athens dan menunggu jam chek-in untuk terbang ke Istanbul, dan happy karena ditemani laptop plus wifi yang luar biasa kencang—harapan yang sama untuk bandara di Indonesia.
Bagi yang suka lebih berkonsep, inilah flow chart tentang Multiplier Effect in Tourism-Barcelona Field Studies Centre.
Penulis,
Giokni,
SWOT | Speaker Writer Observer Trainer
0811881610
Comments
Post a Comment