Bahagia yang Sederhana

 


BAHAGIA YANG SEDERHANA


“Wah, Pak,  bagus ini kalau sering masuk koran tentang wisata Jogja kayak gini,” Bu Bejo menyodorkan sebuah surat kabar kepada suaminya yang sedang minum kopi tubruk. Tajuknya berbunyi “Berani Uji Nyali Terbang Layang di Langit Parangtritis, Jogja?” 


Pak & Bu Bejo punya warung seafood di kawasan wisata Parangtritis. Pak Bejo merangkap Ketua RW yang sekarang ini mendapat tambahan kesibukan mengawasi warganya dalam penerapan protokol kesehatan. 

Setelah koran itu berpindah tangan, Bu Bejo yang super aktif sudah berselancar di media sosial di gawainya.


“Weee, lha ternyata Trump ki positif lho, Pak. Ini dia nge-tweet,” Bu Bejo terus berceloteh. Pak Bejo hanya mendongak sebentar tapi lanjut ke korannya. 

“Pak, Pak.. bikinlah akun Twitter biar komunikasi tentang Covid bisa kamu sampaikan di sini.” 


Sambil nyeruput kopinya, enteng berucap, “Ndak usah, aku sudah punya burung cantik yang efektif bercicit cuit dan bisa bikin sarapan, twitter kalah.”

Bu Bejo melirik dengan wajah tidak jelas, campuran tersindir tapi juga tersipu.


Mengalihkan pembicaraan, disodorkannya segelas minuman berwarna oranye kecoklatan, “Pak, dicoba, minuman herbal dari jahe, asem, dan daun meniran. Sudah didahului dengan riset browsing di Mbah Google, herbal yang bisa meningkatkan imunitas. Tadaaaa…. ini produk hasil karyaku.” 

“Rencana mau diproduksi skala besar sama ibu-ibu se-RW. Coba ngobrol sama Pak Lurah, biar di-endorse, gitu lhoo.”


“Sabar yo, Bu, test-market dulu di depan warung kita. Ambil kardus, bikin communication yang menarik. Kowe khan pinter mempersuasi,” Pak Bejo mencoba memberi ide. 

Gercep Bu Bejo mengambil spidol dan mulai menulis “JAM (Jahe-Asem-Meniran), HERBAL DRINK, TINGKATKAN IMUNITAS atasi COVID-19. SOLUTIP, tenaaannnn”

Pak Bejo nyengir dengan kreativitas istrinya, nyeletuk kecil, “SOLUTIP, pake F kaleeee.” 

“Khan, lagi ngetren, Pak, si Bu Tejo julid itu.”

“Oke, wes ngene,” Bu Bejo mencoret P dan ditambah huruf F dii atasnya sehingga menjadi SOLUTIF. Di bagian bawah ditulislah namanya dengan huruf ukuran besar, BU TEJO, huruf T-nya dicoret dan ditambahkan huruf B di atasnya.


Pak Bejo tersenyum melihat antusiasme isteri tercintanya. Dia mencintai isterinya seperti dia mencintai warganya, kotanya—Jogja. Dengan kesederhanaan, bahagia tetap mereka punya. 

Kardus pengumuman ditaruh di atas kursi di trotoar depan warungnya. Kembali mereka bercengkerama bahagia.


#yogyakartabercerita

#yogyakartabercerita2020

#ybc2020

#ybc2003

#ybs20rangkaicerita

@yogyakartabercerita

@giokniwati



Giokni-cintaku untuk Jogja kita-


ilustrasi burung: VectorStock


Comments

Popular posts from this blog

MAYA ANGELOU

MELAKUKANNYA DARI DEKAT

MAU JADI APA KITA NANTI SETELAH INI? (MJAKNSI?)