KAIROSKAN SI KRONOS


 

KAIROSKAN SI KRONOS

Oleh Giokni

WTC Writer | Trainer | Coach


Pagi istimewa ini saya dibangunkan oleh dua ciuman sekaligus, suami dan puteri tercinta. Setelah berdoa bersama, kami segera bergegas berangkat ke kantor yang hanya berdurasi tempuh sepuluh menit dengan mobil. Sabtu pagi, 19 September 2020, ada janji memfasilitasi sesi pemberdayaan bagi 80-an tim salah satu grup bank besar di Indonesia. 


Sore hari sambil merespon banyak pesan via WA ada yang menginterupsi. Degup jantung yang tidak biasa dan saya maknai sebagai, “Ada sesuatu di pikiran yang perlu saya ekspresikan.” 


Saya teringat cerita Pak Tek Khun seminggu lalu tentang KRONOS dan KAIROS, dan hari ini pastor senior saya menyampaikan hal yang sama. Asal kata KRONOS dan KAIROS dari bahasa Yunani, keduanya sama-sama berarti WAKTU. Yang membedakan KRONOS itu mengacu pada kronologi atau urutan waktu yang mengalir secara RUTIN dan NORMAL. Dari detik ke menit, menit ke jam, dst. Kronos itu KUANTITATIF. Sedangkan KAIROS menyangkut KUALITAS dari sebuah peristiwa dalam kurun waktu. Saya memahaminya sebagai KAIROS ada unsur inisiatif dan keterlibatan diri, sedangkan si KRONOS adalah modal, “as is”.


Saya merenung. Secara fisiologis manusia hidup melalui tarikan nafasnya, diberi sumber daya yang namanya waktu (kronos). Apa tujuannya? Sekedar menghabiskan si kronos dengan aktivitas berulang tarik, lepas, tarik, lepas, tak boleh henti? Tiga puluh ribu tarikan nafas per hari. Hingga hari ini 515.040.000—lebih dari setengah milyar!—saya sudah melakukannya berulang.  


Jika dalam bisnis, CFO (Chief Financial Officer) akan menanyakan, “Kronos yang sudah kuberikan, sebanyak 17.168 hari—atau konversikan ke satuan yang lebih kecil agar angkanya lebih besar—SUDAH KAUJADIKAN APA?” Mana buktinya? Terasakah faedahnya, bagi diri sendiri, bagi keluarga, bagi masyarakat? 


Renungan saya menjadi betambah dalam saat ada teks yang mampir dari seorang guru, “Giokni talented.” Disambung dengan, “Kelak mesti dipertanggungjawabkan.” Saya jadi merinding, syereeeemmmm.


Di samping laptop ada dua kartu yang tulisannya tidak kumaknai sebagai sanjungan, tapi sebuah pesan reflektif. “Thank you for being amazing mum! Ibu yang baik, pengertian, peduli, pintar, dan pekerja keras! You are not only my mum, but also my role model and friend.” Terharu? Iya! O, God… am I? Belum! 

Kartu ke dua dari bojo, beda lagi bunyinya, “…Thanks very much for such wonderful sacrificial love for me and Jo.” Really? Gak selalu seindah itu, Man! Apakah sacrifice-nya benar-benar murni tanpa sombong atau bebas dari pikiran “victim”? Ooh, God, saya manusia dengan kerut dan flek. Bahagia dengan teks itu? Iya! 


Di usia sekarang saya membacanya, dan menuliskan ekspresi hati ini hanya untuk memperingati diri sendiri. Itu bukan pencapaian, itu sebuah KAIROS—KUALITAS—yang masih perlu diusahakan detik demi detik. Saya seperti sedang duduk di bangku TK berhadapan dengan CFO tadi, agak melongo. Agak melongo.


Kembali ke sesi pemberdayaan pagi tadi. Topik yang saya bagikan berjudul  LIVING IN FULL COLOR - Discovering & Functioning. Topiknya seputar mengenali kecenderungan pola pikir, pola rasa, pola tindak dan bagaimana memberdayakan secara maksimal bagi diri sendiri dan interaksi dengan orang lain. Justru DISCOVERING & FUNCTIONING inilah yang seakan mengajak bergulat dalam pikir dan rasa. 

Bergabung dengan insight KAIROS. Ada pesan yang nyampai-nya seperti di-slepet (dikenai) ketapel karet gelang bagi diri sendiri agar pandailah MENEMUKAN (=discovering) momen-momen yang tepat untuk mengoptimalkan KEBERFAEDAHAN (=functioning). 


Saya mempercayai takdir atas lahir dan mati. Lahir adalah awal menarik nafas dan mati adalah proses melepas nafas terakhir. KRONOS saya ditakdirkan. KAIROS saya berupa kehendak bebas (freewilll, choice) yang akan dimintakan PERTANGGUNGJAWABAN (accountability)nya. Saat mengembalikan nafas kepada Sang Pemberi, apakah catatan “spending” saja, atau “investing” dimana ada dampak baik, nilai tambah, menyokong orang lain, walaupun kita juga perlu sokongan orang lain?


Hari ini saya memperingati sebuah takdir berisikan amanah agung yang sekaligus memberi modal nafas hidup. Sesungguhnya tidak hanya kronos tapi juga potensi, sebuah benih kebesaran (seed of greatness) agar kita bisa (mencari dan) menemukan (DISCOVERING) dan mencipta fungsi diri (FUNCTIONING), mencermati, membidik peluang, mengasah dan melipatgandakan talenta. Ubah KRONOS menjadi KAIROS



My Simple Thought, 

19 September 2020

giokni@elevasi.id

www.elevasi.id


Comments

Popular posts from this blog

MAYA ANGELOU

MELAKUKANNYA DARI DEKAT

MAU JADI APA KITA NANTI SETELAH INI? (MJAKNSI?)