Gigi, Rumah Sakit, dan Bakso
#yogyakartabercerita
#yogyakartabercerita2020
#ybc2020
#ybc2001
@yogyakartabercerita
@giokniwati
Gigi, Rumah Sakit, dan Bakso
Dua bulan lalu aku terpaksa merelakan si bungsu yang berdomisili di pojokan rongga mulut.
Yuhuuu.. sesuatu ya, ke dokter gigi di masa pandemi Covid-19, dokter dan suster lengkap ber-APD. Ya iyalah! Mereka sangat riskan sekali, mengobok-obok si liang droplet.
Memoriku melayang ke tahun 1992, baru setahun aku kuliah di Jogja. Selain kampus aku perlu bolak-balik ke klinik gigi di R.S. Bethesda. Berjalan kaki 15 menit dari kosku di Kepuh-Jalan Solo.
Keputusan final sudah dibuat kedua belah pihak, cabut!
Siang itu, untuk pertama kalinya aku cabut gigi.
Rasanya masih kupunya ternyata. Menangis sendirian di becak yang mengantarku, nangis jilid dua di kamar kos sehingga membuat Ibu kos cemas.
Jogja, punya beberapa rumah sakit legendaris. Yo iki salah sijine, rumah sakit Bethesda. Berada di jalan Jendral Sudirman, semua kota yang nama jalannya pahlawan nasional ini pastilah jalan besar.
Nah, dari soal cabut gigi yang meninggalkan file rasa nyeri
dan sakit, ada rasa uenakkk dari kulinernya.
Hadeehhh,, nyari kuliner enak di rumah sakit?
Kenapa tidak? Bakso di kantinnya adalah salah satu bakso terenak tingkat nasional—menurutku. Baksonya bertekstur lembut, warna abu-abu muda dan saat dibelah agak sedikit pinky—tapi welldone. Teman berkubangnya adalah mi kuning khas Jogja dan bakso goreng kopong yang dipotong.
Setiap kali ada kesempatan berkunjung ke kota ini, aku usahakan mampir. Kuberharap semoga dapat diturunkan resepnya ke generasi berikutnya, dimodernisasi, atau bahkan dibuat unik, dengan selalu menjadi tenant di semua rumah sakit di Jogja.
Giokni-cintaku untuk Jogja kita-
ilustrasi rumah sakit: google.com.br
ilustrasi gigi, bakso: pngtree.com
Comments
Post a Comment