CAP GO MEH

❤️💡My Simple Thought, 02.03.2018

CAP GO MEH

Cap go artinya lima belas, jadi hari ini adalah hari ke lima belas dari tahun (penanggalan Tionghoa, tahun 2569) yang baru. Hari terakhir merayakan tahun baru. Yang menjadi menarik adalah Cap Go Meh ini tidak lagi menjadi sesuatu yang eksklusif dan milik golongan kepercayaan tertentu, bahkan saya bukan orang yang menguasai seluk beluknya. 

Cap Go Meh menjadi milik kita semua—orang Indonesia—bahkan bukan hanya di tenggat 2 minggu pertama Tahun Baru Imlek, namun setiap saat! Dan bukan soal kepercayaan atau agama yang menjadi sangat sensitif saat orang luar menjadi “sok di dalam”, namun soal budaya! Satu saja… budaya kuliner! Kita bisa memesan menu makanan ini kapan saja dan bahkan bukan di restoran yang sangat kental dengan menu Chinese food (mengandung pork), tapi di restoran INDONESIA; makanan ini halal! 
Sedikit untuk menambah wawasan, bahwa makanan Lontong Cap Go Meh ini berawal atau sangat dikenal di kota-kota pelabuhan, pesisir di Utara Jawa. Saya dari Pekalongan dan sungguh saat ini saya merindukan Lontong Cap Go Meh yang biasa dibuat oleh (Almh.) Mama saya. Keberadaannya menjadi salah satu bukti proses adaptasi yang indah. 

Yuk memaknai menu makanan ini (biar semakin ngiler saja, wahh.. sales item ini langsung meningkat). Oops… tidak perlu dikait-kaitkan dengan kepercayaan tahayul, mari kita pakai kaca mata yang positif dan logis saja.

Lontong, dimasak dengan cara beras yang dipadatkan dan direbus dalam waktu yang cukup lama. Tekstur lontong yang padat (dibandingkan dengan nasi atau bahkan bubur) tentu saja melambangkan sebuah kekuatan dan ketangguhan (tidak lembek, lemah, mudah menyerah).
Telur melambangkan keberuntungan, mungkin karena telor adalah awal adanya kehidupan. 
Kuah santan yang biasanya dicampur dengan kunyit sehingga berwarna agak kekuningan berkilau tentu saja melambangkan kemakmuran dan kejayaan. 

Wow…, betapa penuh arti filosofis, bukan?
Menjadi sebuah kenaifan jika meyakini 1000% semua filosofi di atas tapi tidak membayar harganya. No free lunch, man!
Yuk, makan Lontong Cap Go Meh, sambil merenungkan “cara bayar”nya untuk mendapatkan semua hal baik di atas.
Bagaimana bisa tangguh dan kuat? Tahan terhadap tantangan dan masalah (lontong direbus lama di panci, bok!)
Bagaimana bisa mendapatkan keberuntungan? Kehidupan berasal dari Tuhan, jangan pernah mengecilkan Sang Pemberi Hidup. Minta “telor” padaNya, eiiitsss .. tapi kitalah yang perlu mengerami untuk menetaskan kehidupan yang ‘beruntung’
Bagaimana akhirnya memperoleh kemakmuran dan kejayaan? Anda tahu proses daging kelapa menjadi santan? Dari cara mendapatkannya di atas ketinggian, mengupas sabutnya yang tebal, mencongkel dari tempurungnya yang keras, menggosokkannya dengan permukaan tajan (si parutan) dan memeras kencang agar keluar sarinya. Plus kunyit… perlu kepiawaian untuk menaruh takaran yang tepat. Jangan demi ingin membuat kuning menyala (super kaya raya) Anda memberi air kunyit sebanyak-banyaknya, santanmu akan menjadi pahit. Jangan tamak, perlu melatih diri untuk mengatakan “cukup”, dan itu tidak mudah.

Selamat menikmati Lontong Cap Go Meh, dan Cap Go Meh-an kali ini, makannya pelan-pelan sambil diresapi “harga yang perlu dibayar” nya, yaaaa…

Siang nanti saya akan ke Penang untuk sebuah training, semoga saya masih bisa menikmatinya. Ada yang mau kirim?

giokniwati
SWOT | Speaker Writer Observer Trainer
0811881610

giokniwati@yahoo.com

Comments

Popular posts from this blog

WANT TO KNOW

ANCORA IMPARO - I AM STILL LEARNING

URIP IKU URUP (HIDUP ITU MENYALA, BAWA HANGAT & CAHAYA)