SAJA

❤️💡My Simple Thought, 30 March 2018

SAJA

Pagi ini kuputuskan untuk mengubah rencana menghadiri kebaktian Jumat Agung dari jam 09.30 menjadi 11.30. Keluar dari kamar sambil mencangklong tas laptop, berjalan dari hotel menuju pantai Kuta sambil ditemani gerimis keciiiillll (apa namanya jika debit air dan intensitasnya sangat kecil lembut) yang sepertinya alam hanya mau bicara bahwa “Aku ada, aku temanmu”. 
Melangkah melalui gapura Bali, pijakan kaki berubah menjadi pasir lembut namun membuat ayunan kaki menjadi lebih berat. Anda dapat membayangkan rasanya? Akhirnya kucopot sandal dan melangkah lebih ringan. Mata menjelajah dari ujung kiri ke ujung kanan sambil mencari adakah tempat yang nyaman untuk duduk. 

Lima perempuan berkerudung sedang selfie dalalm berbagai gaya, seorang bule sedang berlari menyusuri pantai, ayah-ibu-3 anak sedang ngobrol tentang apa yang mau mereka lakukan, laki-laki sedang menyusun pajangan papan seluncur untuk disewakan, seorang bapak paruh baya sedang menata meja siap menggelar dagangannya, aku menemukan sebuah balok kayu di antara hamparan pasir. Saat si bapak mendekat saya minta izin “Boleh saya duduk di sini, Pak?”, “Silakan” dijawabnya dengan singkat. Saya belum membuka tas, hanya duduk dan menatap ombak, membuka telinga dan menangkap gemuruh ombak. Pikiran juga sudah mulai menjelajah, sudah muncul banyak “Aha!” dari apa yang terdengar dan terlihat, kucoba meredamnya. 

Ombak bergulung dengan perkasa dan suara berwibawa, namun kemudian menghampiri pantai, suara melirih dan wujud keperkasaannya bertransformasi menjadi buih air saja saat bertemu dengan kerasnya pasir basah pantai. Sepertinya sesuatu yang rutin, berulang, dan monoton. Tapi tiba-tiba mataku menangkap lebih jeli lagi, ombak “berkejaran” itu memang berkejaran. sederet ombak yang seperti membentuk barisan pun mereka tidak pada bentuk dan fase yang seragam, ada yang sudah mencapai klimaks keperkasaannya, ada yang baru menyusul dan memulainya walau semuanya menjadi habis masanya. Aha!


Si bapak menyiapkan kursi dan meja karena tempatku duduk akan dibersihkan, aku berpindah sambil memesan sebutir kelapa muda. Dan ternyata sudah puluhan kali aku hanya mengonsumsi kelapa muda, kali ini aku menikmati teksturnya, rasanya, proses mengerok daging buahnya, dan aku akan menikmati proses memberikan uang sebagai wujud terima kasih. 


Sudah sejam seorang pria mendayung di atas papan selancar hijau, selalu terjatuh setelah beberapa saat, namun juga selalu bangun. Saya membaca pikirannya, laki-laki itu sedang berharap agar dia bisa berdiri di atas papan untuk waktu yang lebih lama dari waktu ke waktu, dia mengizinkan dirinya jatuh-masuk ke air, kembali naik ke papan-merengkuh dayung dan mencoba kembali menikmati meliuk sekaligus menstabilkan posisi. Atau saya sedang sok tahu, jangan-jangan malah menikmati sensasi saat jatuh itulah yang diharapkan. Aha!


Ada beberapa ekor anjing Kintamani juga menikmati duduk-duduk santai di pasir kering pantai, namun sepasang Golden Retriever campuran, berlarian di air di pantai, happyyyy sekali!!


Saya sungguh menikmati “saat ini”, present, dan saya sedang mencoba untuk duduk tenang, melihat, mendengar, merefleksi diri, berpikir seadanya saja (dan ini bagian yang paling menantang, menekan pedal rem dan bukan gas). Sudah banyak topik tulisan, tapi sekarang saya hanya memilih melihat dan menulis di permukaan SAJA, saya sedang mencoba menyantaikan diri dengan hanya melihat, mendengar, dan merasakan SAJA (huruf kapital .. qiqiqiqiqi).

Apakah teman-teman mendapat “sesuatu” dari tulisan yang seadanya SAJA ini?
Saya sedang meminta persahabatan dengan “SAJA” dan akan kunamakan “SAJA”ku itu dengan “CUKUP”.

Alam memberitahu bahwa hari sudah semakin siang, langit cerah, udara menghangat, orang-orang yang tadi kulihat sudah tidak ada, payung dan kursi santai pantai sudah berjejer-jejer. Angin berkata “
Kuantar kau menikmati harimu, engkau diberkati.” Kujawab dalam hati "Terima kasih untuk present, gift, hadiah berupa HARI INI."

  
giokniwati 
SWOT | Speaker Writer Observer Trainer
0811881610

giokniwati@yahoo.com



Comments

  1. sekali lagi.. aku menikmati SAJA ku waktu itu.. dan aku mau terus hidup dalam suasana bahagia SAJA, hidup hari ini, being PRESENT enjoy the PRESENT

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

WANT TO KNOW

ANCORA IMPARO - I AM STILL LEARNING

URIP IKU URUP (HIDUP ITU MENYALA, BAWA HANGAT & CAHAYA)